NYATANYA.COM, Bantul – Galeri Lorong yang berada di Jalan Nitiprayan, Dusun Jeblok RT 01 Dukuh 3, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, menyelenggarakan pameran kelompok bertajuk ‘Berjalan di Antara Kepungan Tembok Kota’.
Pameran yang dikurasi Ahmad Sulton ini menghadirkan karya Begok Oner, Burhanudin Reihan Afnan, serta Riski Reas dan digelar dari 17 – 31 Desember 2022.
Ketiga seniman menyoroti fenomena masyarakat urban yang suka berebut eksistensi di ruang publik.
“Tembok sebagai media penyiar dari aktivitas tersebut dijadikan mereka sebagai keberangkatan berkarya,” jelas Ahmad Sulton, dalam rilisnya, Minggu (18/12/2022).
Dalam tembok yang mengisi bentang kota menjadi alam dari dua disiplin seni jalanan sebagai metode perebutan eksistensi di ruang publik dengan frekuensi pemakaiannya sangat tinggi oleh masyarakat; grafiti dan tagging.
Bentang tembok cukup menentukan dari bentuk tagging maupun grafiti yang akan dieksekusi.
Pengaruh tembok untuk kedua praktik itu turut memberikan nafas panjang atas kehadiran dan perkembangannya di ruang publik.
Riski Reas memfokuskan dirinya untuk mengeksplorasi tagging. Dia berniat membicarakan sifat anak muda perkotaan melalui tagging yang banyak digunakan oleh golongan masyarakat itu sebagai cara mereka untuk berebut eksistensi di ruang publik.
Sedangkan Begok Oner dan Burhan Reihan Afnan lebih memilih tembok sebagai cara mereka untuk membahas tentang grafiti.
Bagi mereka berdua tembok di bentang kota memiliki pengaruh besar terhadap kehadiran, perkembangan, dan persebaran grafiti.
Masyarakat urban saat ini yang susah dipisahkan dari kehadiran grafiti maupun tagging, beserta kedua seni jalanan itu yang telah menjadi bagian dari arsitektur bangunan kota menjadi realitas keseharian masyarakat urban sekarang.
Riski Reas, Begok Oner, dan Burhan melalui praktik artistik mereka bersama-sama memaparkan bagaimana perebutan eksistensi itu terjadi di ruang-ruang publik masyarakat urban.
Kondisi-kondisi tembok yang diperlihatkan adalah gambaran bagaimana masyarakat urban saat ini menjalankan kehidupan.
Fenomena-fenomena di dalam dinamika masyarakat dapat dibaca salah satunya menggunakan tembok yang menjadikan dirinya sebagai artefak dari masa ini.
(N1)