NYATANYA.COM, Jakarta – Masuk dalam kelompok penempur taktis, T-50i Golden Eagle yang punya predikat lighweight multirole fighter menjadi pelengkap dari keberadaan Hawk 109 dan Hawk 209. Dan bisa dibilang kini TNI AU punya tiga jenis jet tempur lapis kedua yang di-handle tiga Skadron Udara.
Tapi kodrat lain T-50i juga menyandang gelar lead in fighter trainer, atau jet tempur latih lanjut, karena 16 unit T-50i yang memperkuat Skadron Udara 15, resmi menjadi pengganti Hawk MK.53.
Pesawat Tempur T-50 Golden Eagle adalah pesawat latih supersonik buatan gabungan Amerika Serikat-Korea Selatan. Pesawat buatan Korean Aerospace Industries ini dibeli Indonesia. Pesawat ini bisa menembakkan peluru hingga 2.000 butir per menit. Golden Eagle memiliki sistem persenjataan lengkap seperti kanon Gatling internal tiga laras dengan diameter 20 mm.
Memiliki panjang 43 kaki, pesawat ini memiliki kecepatan hingga 1.600 km per jam. Golden Eagle memiliki kecepatan supersonik dengan maksimalnya bisa mencapai 1,5 Mach atau 1,5 kali kecepatan suara (1.600 km/jam).
Golden Eagle menyerupai dengan F-16 Fighting Falcon sehingga pesawat yang dibeli Indonesia tahun 2014 ini sering digunakan sebagai pesawat latih sebelum menggunakan F-16.
Diproduksi oleh Korea Aerospace Industries (KAI) dengan dukungan teknologi Lockheed Martin, varian pertama dari keluarga T-50 terbang perdana pada tahun 2002, dan resmi diperkenalkan ke publik pada Februari 2005. Sebagai jet tempur dengan citarasa AS, T-50 tampil dengan desain menarik, seperti mengusung gaya hybrid antara F/A-18 Hornet pada sisi depan, dan sisi belakang (ekor dan mesin) mengacu pada konsep F-16 Fighting Falcon. Di negeri asalnya, T-50 memang di dapuk sebagai jet latih bagi penerbang untuk transisi ke jet F-16 atau F-15. (*)