NYATANYA.COM, Jakarta – Pemerintah memutuskan mengisolasi Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran hingga tujuh hari ke depan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi untuk mencegah penularan varian Omicron pada level komunitas. Menyusul ditemukannya kasus varian Omicron di area rumah sakit darurat Covid-19 tersebut.
Keputusan ini diambil berdasarkan rapat koordinasi dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Menteri Kesehatan, TNI, dan Satgas Penanganan Covid-19, yang dilanjutkan dengan rapat teknis dengan kementerian lembaga terkait, Kamis (16/12/2021).
“Perkembangan situasi terakhir menjadikan pemerintah harus bertindak cepat mencegah terjadinya transmisi lokal virus varian Omicron. Isolasi RSDC adalah langkah yang diharapkan efektif untuk tujuan tersebut,” tutur Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Suharyanto dalam keterangan tertulis Kamis (16/12/2021) malam.
Setelah sekitar lima bulan berhasil menekan laju penularan kasus corona, pada Kamis (16/12/2021), pemerintah menyampaikan hasil deteksi pertama atas kasus corona varian baru, Omicron. Pasien Omicron berinisial N, yang dikonfirmasi Kementerian Kesehatan merupakan seorang pegawai kebersihan di Wisma Atlet.
Pasien yang diketahui terinfeksi varian Omicron pada Rabu (15/12/2021) itu tidak menunjukkan gejala apapun. “Kementerian Kesehatan tadi malam telah mendeteksi ada seorang pasien N inisialnya, terkonfirmasi Omicron pada 15 Desember. Pasien N ini adalah pekerja pembersih di Rumah Sakit Wisma Atlet,” kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Kamis (16/12/2021).
Seperti diketahui, RSDC Wisma Atlet Kemayoran merupakan rumah sakit khusus untuk merawat pasien Covid-19 sejak pandemi melanda Indonesia pada pertengahan Maret 2020.
Dalam beberapa bulan terakhir, beberapa tower rumah sakit ini difungsikan sebagai tempat karantina pelaku perjalanan internasional, melengkapi Wisma Atlet Pademangan.
Suharyanto mengatakan, pemerintah juga membuka Rusun Nagrak, di Cilincing Jakarta Utara untuk karantina terpusat bagi PMI, Pelajar, dan ASN sebagai cadangan tempat karantina. “Rusun Nagrak memiliki kapasitas lebih dari 4.000 tempat tidur. Dua hari lalu, saya sudah mengecek kesiapannya.”
Menurut Kasatgas, karena tenaga kesehatan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran terbatas jumlahnya dan akan segera diberlakukan isolasi area Wisma Atlet, maka tenaga kesehatan untuk Rusun Nagrak akan didukung oleh sumberdaya manusia dari Dinas Kesehatan Jakarta.
Suharyanto juga meminta bagi pasien yang sudah selesai masa karantina di Tower 4 RSDC Wisma Atlet, selama 14 hari ke belakang, untuk terus memantau kondisi kesehatan, apabila terjadi gejala segera laporkan kepada puskesmas di wilayahnya.
“Saya mengimbau agar masyarakat tidak panik, tetapi tetap waspada dengan memperketat protokol kesehatan, segera melakukan vaksinasi, dan menghadapi Natal dan Tahun Baru dengan mengurangi mobilitas,” tuturnya.
(*/N1)
Sumber: InfoPublik.id