NYATANYA.COM, Sleman – Dosen Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) yang tergabung dalam tim Pengabdian kepada Masyarakat(PkM) mendampingi pengurus Kampung Sawah Durimanis, Imogiri, Bantul melaksanakan studi banding.
Rangkaian kegiatan studi banding, baru-baru ini, dilaksanakan di Desa Wisata Brayut di Pendowoharjo, Sleman. Kampung Sawah Durimanis sendiri merupakan dusun binaan program PkM UMBY sejak 2020 lalu.
Selain itu studi banding tersebut merupakan kegiatan lanjutan setelah tim PkM UMBY beberapa kali melakukan pendampingan dan mengundang beberapa nara sumber sebagai trainer untuk mempersiapkan Durimanis menjadi desa wisata. Segenap pengurus Durimanis pun antusias mengikuti tahapan studi banding.
Adapun tim PkM UMBY yang terlibat dalam pengembangan Kampung Sawah Durimanis menjadi desa wisata, yaitu Shadrina Hazmi SE MSc sebagai ketua. Anggotanya, yakni Eno Casmi SE MBA dan Yetti Lutiyan Suprapto MSc.
Studi banding di Desa Wisata Brayut diterima oleh pengurus desa wisata setempat. Salah satunya, yakni Sudarmadi yang menerangkan, bahwa Desa Wisata Brayut telah berdiri sejak 14 Agustus 1999 silam.
“Mayoritas penduduk Brayut pada saat itu adalah petani. Saat ini sudah banyak berkembang, bahkan dalam setahun Desa Wisata Brayut bisa menerima kurang lebih 2.500 pengunjung dari dalam maupun luar negri,” terangnya.
Adapun aktifitas desa wisata yang ditawarkan di Brayut antara lain pagelaran gamelan, menari, memberi makan sapi, jathilan, kenduri dan melihat bangunan-bangunan tempo dulu. Kegiatan tersebut sangat menarik bagi pengunjung, apalagi yang berasal dari manca negara. Lalu untuk pemasaran Desa Wisata Brayut menggunakan beragam media termasuk online seperti website.
“Kami selalu berharap kepada segenap tamu agar dapat memperpanjang lama tinggal atau length of stay di Desa Wisata Brayut, sebab kami sudah mempunyai beberapa homestay,” jelasnya.
Sementara itu Shadrina Hazmi mengungkapkan, alasan dipilihnya Desa Wisata Brayut untuk studi banding, sebab karakter desa wisata setempat mirip dengan di Kampung Sawah Durimanis, Imogiri.
“Dengan demikian, kami dan pengurus Durimanis bisa banyak mengambil ilmu untuk diterapkan di Durimanis. Syukur-syukur nantinya kegiatan yang ditawarkan di Durimanis tak kalah bagus dengan di Brayut,” harapnya.
Sedangkan salah satu pengurus Durimanis, Eko mengatakan, ilmu yang diperoleh di Desa Wisata Brayut cukup banyak. Salah satunya, perlu mengubah mindset warga untuk fokus pada pelayanan tamu.
Selain itu juga memberi pemahaman kepada masyarakat adanya dampak langsung dan tidak langsung dari sektor pariwisata. Bahkan perlu
mengubah mindset agar menitikberatkan pada pelayanan, yakni mengemas desa wisata dengan berbagai kegiatan yang menarik dan update.
“Kami pun berharap, apabila jumlah pengunjung ke Durimanis naik atau lebih banyak, maka pendapatan akan ikut meningkat,” ungkap Eko.(*)