NYATANYA.COM, Yogyakarta – Tren penurunan mobilitas di DIY pada PPKM Darurat ini menurun cukup signifikan dengan persentase di atas 10%. Meskipun demikian, ada satu kabupaten yaitu Kulon Progo yang penurunan mobilitasnya masih belum mencapai angka 10%.
Hasil perhitungan ini didapat langsung oleh pusat dan disampaikan oleh Menko Marivest Luhut Binsar Pandjaitan pada rapat evaluasi Pembatasan Mobilitas Selama PPKM Darurat di Jawa dan Bali, Minggu (11/7/2021) secara daring.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono beserta Wagub DIY KGPAA Paku ALam X mengikuti rapat tersebut secara daring dari Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta dengan didampingi Sekda DIY, Asisten Sekda, serta beberapa kepala OPD yang berkepentingan.
Ada 3 indikator yang dipakai untuk mengevaluasi efektivitas PPKM Darurat di Jawa dan Bali ini. Indikator tersebut adalah facebook mobility untuk mengukur aktivitas dan pergerakan berdasarkan lokasi GPS dan jaringan telekomunikasi. Data ini menggambarkan pergerakan orang antar wilayah di dalam wilayah administrasi tertentu hingga ke tingkat komunal.
Indikator yang kedua menurut menteri Luhut adalah Google Trafic yang dapat mengukur pergerakan lalu lintas masyarakat. Sedangkan yang terakhir adalah intensitas cahaya di malam hari yang digunakan untuk mengukur kegiatan masyakat pada malam hari.
“DIY cukup bagus ya penurunannya. Tapi memang intensitas cahaya di malam hari masih cenderung tinggi. Ini nanti menjadi PR bagi Kapolda dan Danremnya. Tentu kita ingin melakukan pengetatan ini dengan kekeluargaan, jangan sampai ada bentrokan dengan masyarakat, namun tetap tegas,” kata Menteri Luhut.
Menteri Luhut berharap, seminggu ke depan, kapupaten di DIY yang penurunan mobilitasnya masih di bawah 10% bisa menaikkan persentasenya. Begitupun dengan kabupaten/kota yang telah berada di atas 10% untuk bisa meningkat menjadi di atas 20% atau bahkan 30%.
Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji menjelaskan, memang terjadi penurunan mobilitas pada PPKM Darurat ini di DIY. Namun menurutnya jumlah ini masih di bawah apa yang diharapkan oleh Pemda DIY, apalagi melihat indicator cahaya di malam hari yang masih belum mengalami penurunan.
Terkait dengan cahaya di malam hari yang masih cukup tinggi, Aji menjabarkan telah menerima instruksi dari Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk lebih mengetatkan dan lebih menertibkan masyarakt.
“Tadi Ngarsa Dalem sudah dawuh untuk melakukan pengetatan harus diperluas. Tidak harus pengetatan di satu tempat saja, tapi nanti berpindah di satu tempat ke tempat yang lain, supaya masyarakat juga lebih membatasi mobilitas lagi,” kata Aji.
Selama ini menurut Aji, Satgas Covid – 19 telah melakukan razia-razia dengan metode berpindah-pindah untuk lebih menertibkan masyarkat. Aji juga telah mengantongi pihak-pihak pelanggar yang telah menerima sanksi terkait pelanggaran yang dilakukan. Bahkan beberapa tempat usaha yang tidak tertib telah ditutup. Sesuai dengan intruksi dari Menteri Luhut, Aji optimis, target penurunan mobilitas di DIY seminggu kedepan akan tercapai dengan bantuan dari TNI/POLRI serta masyarakat. (*)