NYATANYA.COM, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau, kepada seluruh jajarannya khususnya TNI-Polri mewaspadai berbagai ketidakpastian global yang muncul seiring dengan perkembangan zaman, termasuk situasi perang di Ukraina.
Karena, akan membawa dampak negatif yang berujung pada kenaikan harga barang berbagai komoditas.
“Kita tahu bahwa tantangan ke depan, tidak semakin mudah dengan munculnya ketidakpastian, hati-hati dengan itu,” ujar Presiden Jokowi ketika memberikan pengarahan kepada peserta rapat pimpinan TNI dan Polri pada Selasa (1/3/2022).
Terdapat lima indikator dari kenaikan harga barang itu, dimulai dari kelangkaan kontainer yang kini tengah melanda banyak negara di berbagai belahan benua. Negara-negara itu, tengah berlomba-lomba mendapatkan kontainer untuk berbagai kegiatan distribusi logistik.
Alhasil, harga kontainer menjadi menjadi naik secara signifikan dalam beberapa waktu ke depan. Karena, jumlah kontainer yang tersedia lebih sedikit dibandingkan jumlah permintaan yang melimpah banyak pada beberapa waktu belakangan.
“Dulu normal sekali, negara yang mau kirim apapun bisa kemana saja, sekarang terganggu,” kata Presiden.
Kedua, kelangkaan pangan tengah terjadi di beberapa negara sudah melonjak signifikan. Diduga kelangkaan pangan tersebut akan merambah ke banyak negara dengan ditandai oleh harga makanan yang melonjak tajam.
Ada sejumlah negara besar yang harga makanannya telah mencapai di atas 30 persen dari harga sebelumnya. Yang diakibatkan dari ketidakpastian yang tengah muncul dalam beberapa waktu belakangan.
“Hati-hati dengan itu, yang namanya urusan pangan. ada negara-negara besar yang telah mengalami kenaikan makanan di atas 30 persen,” kata Presiden.
Ketiga, terjadi kenaikan inflasi yang menyebabkan komoditas harga barang menjadi naik secara signifikan. Semua negara rata-rata mengalami peristiwa kenaikan inflasi akibat dari ketidakpastian yang muncul belakangan ini.
Seperti yang terjadi di Amerika Serikat (AS), lanjut Presiden, di negara itu tidak pernah terjadi kenaikan inflasi yang mencapai di atas 1 persen. Tetapi kini, inflasi yang yerjadi di sana mencapai angka 7 persen.
Bahkan, sejumlah negara-negara lain tengah terjadi kenaikan inflasi yang mencapai angka fantastis hingga di atas 50 persen.
“Di beberapa negara ada yang sudah mencapai 30-50 persen, jangan dianggap enteng hal ini,” kata Presiden.
Keempat, muncul kelangkaan energi yang ditandai dengan melambungnya harga minyak dunia. Pada saat ini, harga bahan bakar minyak (BBM) dibanderol dengan USD100 per barel dari yang sebelumnya di kisaran USD60 per barel.
Semua negara mengalami kenaikan harga BBM beserta dengan olahannya naik secara tajam. Yang dikarenakan oleh kondisi ketidakpastian yang melanda seluruh pelosok dunia dalam beberapa waktu belakangan.
Terakhir, adanya kenaikan harga produsen yang bisa terjadi di masa mendatang. Sebab, harga bahan baku yang dibeli tinggi, maka harga jual dari produk yang dihasilkan tentunya harganya cenderung lebih tinggi.
Otomatis harga yang diberikan kepada masyarakat dapat menjadi lebih tinggi.
“Pabrik menjual dengan harga tinggi, sampai dipasaran menjadi lebih mahal,” pungkas Presiden.
(N1)
Sumber: InfoPublik.id