Home / Peristiwa

Rabu, 7 Juli 2021 - 20:11 WIB

Prihatin Melonjaknya Kasus Corona, Mantan Aktivis Gelanggang Mahasiswa UGM Patungan Bikin Peti Jenazah

Peti jenazah produksi mantan aktivis mahasiswa UGM. (Foto:nyatanya.com/@anang_batas)

Peti jenazah produksi mantan aktivis mahasiswa UGM. (Foto:nyatanya.com/@anang_batas)

NYATANYA.COM, Yogyakarta – Tingginya kasus Corona di Yogyakarta dan makin banyaknya kasus positif yang meninggal dunia setiap harinya juga membuat pasokan peti jenazah ikut terdampak. Tak terkecuali Rumah sakit rujukan Covid-19 di DIY, RSUP dr Sardjito, karena pasokan dari rekanan yang memang sulit menjadi persoalan tersendiri untuk diatasi.

Melihat kondisi ini, sejumlah mantan aktivis Gelanggang Mahasiswa UGM berinisiatif membuat peti jenazah untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit.

“Ide ini spontan saja sih. Awalnya, teman kami, “Capung” Indrawan, mendengar tentang krisis peti mati di RS Sardjito. Kemudian 3 hari yang lalu menghubungi kami, teman-temannya mantan aktivis Gelanggang Mahasiswa UGM dulu untuk berbuat sesuatu, membantu pengadaan. Persoalan RS Sardjito bukan tidak ada dana, tapi pasokan dari rekanan yang memang sulit untuk ketersediaan yang meningkat tajam. Hal ini tentu kami tidak bisa membantu penggalangan dana untuk membeli, tapi untuk membuat,” jelas Herlambang saat dihubungi nyatanya.com, Rabu (7/7/2021) sore.

Baca juga   Imlek yang Instagramable di Kota Seribu Kelenteng Singkawang
Peti jenazah produksi mantan aktivis gelanggang mahasiswa UGM. (Foto:nyatanya.com/@anang_batas)

Dijelaskan Herlambang, keesokan harinya mereka membuat 1 contoh peti, dari papan multipleks pinjaman. Peti yang sudah jadi kemudian dievaluasi. Utk kemudian diperbaiki. Berbarengan dengan itu, mulai datang donasi dari teman-teman untuk membeli bahan.

“Kami merasa prihatin, jenazah yang sudah disucikan/dimandikan, harus menunggu sekian jam untuk bisa dimakamkan. Tenaga kesehatan yang mengurusi jenazah, tentu saja akan lebih terbebani, sementara risiko-risiko terinfeksi juga besar. Kami sekedar ingin memperingan beban-beban ini,” imbuh Herlambang.

Pihaknya akan terus memproduksi selama ada dana untuk membeli bahan dan biaya produksi. Meski demikian pihaknya berharap bisa segera berhenti produksi. Yang berarti korban meninggal karena pandemi turun atau pasokan peti mati terpenuhi.

Peti jenazah produksi mantan aktivis gelanggang mahasiswa UGM. (Foto:nyatanya.com/@anang_batas)

“Kami samasekali tak ada pengalaman tukang kayu apalagi membuat peti jenazah. Tapi sekarang gerakan kami ini banyak didukung dan dibantu 2 tukang ahli untuk membuatnya. Namun kami berharap langkah kami ini hanya sebentar, yang berarti korban meninggal karena Covid-19 segera turun,” imbuh Herlambang.

Baca juga   Kerahkan Ribuan Personil, Danrem 072/Pamungkas Pimpin Pertempuran Kota

Peti mati bikinan aktivis Gelanggang Mahasiswa UGM ini, kini mulai meringankan beban RSUP dr Sardjito. Diproduksi di bengkelnya, kawasan Perum Nogotirto Gamping Sleman, 15 peti mati diselesaikan setiap harinya.

“Dibawah pimpinan produksi Capung Indrawan, kami belajar, sampai menemukan bahan yang cukup memenuhi syarat, yakni multipleks tebal yang kemudian kami cat. Kualitas bagus dengan harga murah. Tahap awal, produksi kami 15 buah/hari,” terang Herlambang.

Awalnya adalah unggahan seniman Anang Batas di akun Twitternya, Rabu (7/7/2021) sore.

“Menengok teman2 relawan pembuat peti mati, inisiatif dadakan krn keterbatasan ketersediaan peti mati… Salut semangat teman2 bergerak!” tulis Anang Batas disertai sejumlah foto produksi peti jenazah.

“Ada seniman, pecinta alam, pelaku film, dll… teman2 Kagama. Bermula dari ide sederhana Capung, dikira guyonan saja. Ternyata langsung action bikin peti, teman2 lainnya langsung bergerak bareng…. Inilah gotongroyong tenan, nggak dakik2 langsung gaaassss…,” tulis Anang lagi. (N1)

Share :

Baca Juga

Banjir yang terjadi di wilayah Kabupaten Mamuju Tengah menyebabkan 110 rumah dan lahan pertanian warga terendam banjir. Hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan meluapnya sungai Karama yang memicu banjir pada hari Minggu (15/5/2022). Foto: BPBD Mamuju Tengah

Peristiwa

110 Rumah Warga Mamuju Tengah Terendam Banjir, Lahan Pertanian Terdampak
Ganjar Pranowo saat melakukan sidak di wilayah Banjarnegara, menyatakan akan segera membangun jembatan penghubung Desa Jebenplampitan, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Wonosobo dengan Desa Larangan, Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara, yang rusak akibat diterjang banjir pada akhir 2021 lalu. (Foto: Humas Jateng)

Peristiwa

Tertunda Bupati di-OTT KPK, Ganjar Segera Bangun Jembatan Jebenplampitan yang Rusak Diterjang Banjir
Ilustrasi apotek di Pekalongan. (Foto: Dinkominfo Kota Pekalongan)

Peristiwa

Timbun Tabung Oksigen dan Obat, Terancam Pidana
Penanaman padi program Indeks Pertanaman (IP) 400 kembali dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia di Kabupaten Bantul, Rabu (9/3/2022) di lahan sawah di Tegallayang, Caturharjo, Pandak, yang dikelola oleh kelompk tani rukun. (Foto: Humas Bantul)

Peristiwa

Tanam Padi Program IP 400 Kembali Digelar Kementan di Pandak Bantul
Ganjar Pranowo menunjukkan tangan kanannya yang masih dibungkus perban. Meski sudah masuk kerja, Ganjar mengakui tangannya belum bisa bergerak secara normal. (Foto: Humas Jateng)

Peristiwa

Dirawat Sehari Usai Kecelakaan Saat Gowes, Ganjar Pranowo Kembali Kerja dengan Tangan Diperban
Para pelaku UMKM di Kabupaten Batang diberi peluang untuk menjajakan produknya dengan cara berkeliling ke kantor instansi pemerintah. (Foto: Diskominfo Kab Batang)

Peristiwa

“Nglarisi Dodolan”, UMKM Bergiliran Jajakan Produk ke ASN
Driver ojek makanan yang viral mengaku korban klitih di Blimbingsari, ternyata cuma omong kosong. (Foto: Istimewa)

Peristiwa

Viral Driver Ojek Food Jadi Korban Klitih di Blimbingsari, Ternyata Cuma Apus-apus
Longsor di Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor pada pada Rabu 22 Juni 2022 malam. Foto: BPBD Kab Bogor

Peristiwa

Satu Orang Hilang Tertimbun Longsor di Bogor, Tim SAR Kesulitan Tembus Medan