NYATANYA.COM, Wonosobo – Masyarakat diminta untuk peduli terhadap kondisi alam sekitar. Terlebih, kondisi geografis wilayah Wonosobo berpotensi rawan bencana tanah longsor.
Demikian disampaikan Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, usai meninjau sejumlah lokasi bencana tanah longsor, Jumat (18/3/2022). Ia menginstruksikan jajarannya untuk membentuk relawan tanggap bencana di setiap desa.
“Ini harus menjadi perhatian kita bersama, bagaimana mengoptimalkan kesiapsiagaan bencana melalui pembentukan relawan di 265 desa atau kelurahan, dan setiap desa minimal mempunyai lima orang tenaga relawan,” katanya.
Bupati Afif juga mengingatkan warganya untuk memiliki kesadaran kolektif guna menjaga kelestarian alam. Langkah sederhana yang bisa dilakukan oleh setiap orang, antara lain tidak membuang sampah di sungai dan tidak membangun rumah di pinggiran kali.
“Terjadinya bencana tanah longsor, mendorong kami untuk melakukan gerakan cinta Sungai Serayu. Semua kotoran berupa sisa pemotongan kayu dan berbagai macam sampah yang ada harus segera dibersihkan, mulai dari hulu di Dieng,” imbuhnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonosobo, Bambang Triyono, mengatakan, terhitung 9-17 Maret 2022, terdapat 103 titik lokasi yang mengalami bencana tanah longsor.
Ratusan lokasi itu tersebar di tujuh kecamatan, yakni Kecamatan Kepil, Sapuran, Kalibawang, Kaliwiro, Wadaslintang, Mojotengah, dan Garung. Kecamatan Kalibawang merupakan wilayah dengan jumlah lokasi terkena longsor terbanyak, yakni delapan titik longsor setiap hari.
Lebih lanjut, jumlah sementara kerugian yang ditimbulkan oleh bencana tanah longsor di Wonosobo, ditaksir mencapai Rp2 miliar.
(N1)