NYATANYA.COM, Semarang – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah mencatat realisasi pada semester I/2021 mencapai Rp25, 3 triliun. Hal itu menunjukkan tren positif kendati pandemi masih belum usai.
Kepala DPMPTSP Jateng Ratna Kawuri mengatakan, capaian investasi sebagaimana dirilis Kementerian Investasi / Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pada triwulan II tahun 2021, capaian dari realisasi investasi di Jawa Tengah sebesar Rp13,02 triliun.
Itu terdiri dari penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp5,26 triliun, dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sekitar Rp7,76 triliun. Ini yang terkait dengan triwulan II.
“Apabila secara total semester I di 2021, capaian investasi di Jawa Tengah ini Rp 25,3 triliun,” kata Ratna di Semarang, Sabtu (14/8/2021).
Menurutnya, kalau dibandingkan dengan year on year (yoy) tahun 2020 secara total di semester ini memang mengalami penurunan. Tapi kalau dilihat pada perkembangannya dari triwulan I, hingga triwulan II, ini terjadi peningkatan. Atau, jika dibandingkan antara triwulan II tahun 2020 dengan triwulan II tahun 2021 ini juga terjadi peningkatan.
Pihaknya mencatat pula untuk bidang usaha yang memberikan kontribusi besar, yaitu dari PMA di bidang usaha energi, meliputi listrik, air, dan gas. Tren berikutnya, adalah bidang usaha alas kaki.
“Karena kebanyakan kan di Jawa Tengah ini memang potensial sekali untuk industri manufaktur yang terkait dengan produksi alas kaki,” terangnya.
Adapun jika dari sektor PMDN, kontribusi terbesar adalah dari industri mineral nonlogam. Bidang usaha yang berkontribusi besar itu berasal dari sejumlah daerah di Jateng.
Pemprov mencatat daerah itu masih didominasi oleh daerah pantura, seperti Kabupaten Jepara, Kota Semarang, Kabupaten Kendal. Untuk PMDN Kabupaten Grobogan dan Cilacap.
Menurut Ratna, dominasi daerah pantura itu tak lepas dari infrastruktur di wilayah pesisir pantai utara yang telah representatif. Seperti halnya adanya pelabuhan, dan juga jalan tol di wilayah pantura. Hal itu juga tak lepas dari pembangunan yang dicanangkan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan wakilnya Taj Yasin Maimoen.
“Prinsipnya adalah peningkatan investasi yang berkualitas yang inklusif. Artinya istilah beliau itu no one left behind. Kemudian arahnya ke daerah barat, daerah selatan. Maka pembangunan arahnya banyak ditingkatkan di daerah-daerah pantai selatan,” tuturnya. (*)