NYATANYA.COM, Bantul – Sebagai upaya untuk melestarikan tradisi literasi dan sastra di kalangan masyarakat luas terutama sastra dalam bahasa Jawa seperti Geguritan dan cerita cekak (cerkak), Paguyuban Sastrawan Jawa Bantul (PSJB) Paramarta menggelar Workshop Menulis Geguritan dan Cerkak.
Kegiatan yang diikuti tidak kurang 25 peserta di bagi menjadi dua kelas yaitu kelas geguritan dan cerkak, berlangsung di SMK N 2 Sewon, Timbulharjo, Sabtu (1/10/2022).
Sebagai mana diungkap Ketua PSJB Paramarta, Bambang Nugroho, kegiatan ini merupakan salah satu tanggung jawab paguyuban untuk memberikan edukasi kepada masyarakat luas guna melestarikan budaya literasi sastra Jawa melalui regenerasi penulis dan sastrawan muda.
Menurut Bambang, salah satu upaya untuk menumbuhkan minat menulis khususnya karya sastra dalam bahasa Jawa harus dilakukan dengan bentuk workshop seperti ini.
“Ini kegiatan kali kedua sebelumnya Paramarta juga pernah pelakukan kegiatan yang sama yaitu workshop menulis novel berbahasa Jawa,” tutur Bambang.
Dalam kegiatan ini dijelaskan Bambang, selain peserta mendapatkan materi serta bimbingan narasumber seperti M. Widhy Pratiwi, Umi Kuntari untuk penulisan cerkak. Sedangkan Ardini Pangastuti, Suwarsidi atau eSWe Sidi untuk penulisan Geguritan.
Para peserta juga dibimbing bagaimana membuat karya sastra meski dengan tema sederhana. Bagi kelas Geguritan setelah peserta mampu membuat karya, mereka diminta untuk membacakan karya geguritannya dan direkam lewat video lantas dibagikan ke berbagai grup yang dimilikinya.
“Untuk peserta memang beragam latar belakang, bahkan ada beberapa siswa SMP dan seorang siswa kelas enam SD. Dari sini sebenarnya cukup menggembirakan karena meski masih sedikit tetapi minat untuk apresiasi karya sastra Jawa di kalangan pelajar masih dapat tumbuh,” tandas Bambang.
Sementara itu menurut Suwarsidi, apresiasi karya sastra Jawa memang harus terus digencarkan kepada masyarakat luas. Terutama kepada para generasi muda, harapannya agar mereka tetap memiliki kecintaan pada karya sastra Jawa yang bila dirasakan akan mempertajam akal budi.
Menurut eSWe Sidi yang juga sebagai Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Sewon ini, membuat karya sastra seperti Geguritan misalnya, itu bukan hanya perkara bagai mana menyusun kata-kata semata.
Namun ada ketajaman makna yang dapat dijadikan perenungan bagi mengasah olah pikir dan batin agar lebih peka dalam memandang setiap persoalan yang dihadapi.
“Dalam membuat geguritan memang membutuhkan kemampuan dan cerdas dalam memainkan setiap kata atau ukara. Karena itu dibutuhkan untuk banyak membaca serta selalu menambah perbendaharaan kosa kata bahasa Jawa. Sayangnya semangat membaca literasi bahasa Jawa masih sangat rendah,” ucapnya.
Dari kegiatan Workshop ini diharapkan dapat terus menarik minat masyarakat umum, khususnya generasi muda untuk ikut melestarikan literasi berbahasa Jawa.
Di era medsos seperti saat ini, seharusnya dapat memberikan ruang ekspresi yang semakin luas bagi berkembangan karya sastra Jawa untuk tetap eksis dan berkembang.
(N3)