NYATANYA.COM, Semarang – Awal pekan lalu Gubernur Jawa Tengah mengimbau kepada seluruh sekolah di bawah kewenangan Pemprov Jateng untuk tak mewajibkan siswa membeli seragam. Terutama bagi siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu.
SMAN 6 Kota Semarang langsung merespons imbauan ini untuk tidak mewajibkan siswanya membeli seragam sekolah.
Kepala SMAN 6 Kota Semarang Lukita Yuniati mengatakan, pihak sekolah tak mewajibkan siswa untuk membeli seragam. Apalagi, saat ini situasi ekonomi di masa pandemi sedang sulit.
“Jadi memang pada kondisi Covid ini, kita juga tahu situasi ekonomi di masyarakat ini sedang sulit. Karena ini juga masih pembelajaran jarak jauh maka masalah seragam untuk kelas X tidak kita tekankan. Pokoknya anak itu adalah belajar,” kata Lukita, Rabu (1/9/2021).
Diakui, banyak orang tua yang menanyakan mengenai persoalan seragam kepada pihak sekolah. Dari pihak sekolah justru menyerahkan ke pihak orang tua siswa. Artinya, jika mereka ingin membeli di sekolah, maka pihak sekolah akan melayani. Tapi bila mereka ingin beli seragam di luar, hal itu juga dipersilakan.
Tidak sedikit pula dari siswa kelas XII yang baru lulus, dengan sukarela menyumbangkan seragam layak pakainya ke pihak sekolah. Nantinya, pihak sekolah akan menyerahkan kepada siswa yang membutuhkan.
“Ada beberapa anak yang tidak bisa membeli seragam, kita beri. Karena siswa kelas XII yang sudah lulus itu, banyak yang menyumbangkan seragam bekas yang masih layak dipakai. Dan, banyak juga yang mau menerima sumbangan itu,” tuturnya.
Salah satu orang tua siswa, Anik Sri, warga Gisikdrono, Semarang Barat menilai, imbauan dari Gubernur Jateng agar sekolah tidak mewajibkan siswa beli seragam adalah hal bagus. Sebab, itu tidak memberatkan siswa.
“Kita konsultas ke wali kelas, boleh memakai seragam yang lama untuk dipakai di waktu PTM,” ungkap orang tua siswa kelas X dari SMAN 6 Semarang. (*)