Home / Wisata

Rabu, 27 Juli 2022 - 20:17 WIB

Sambut Bulan Suro, Kirab Budaya Akan Digelar Menuju Candi Borobudur

Kegiatan Ruwat Rawat Borobudur oleh komunitas budaya Brayat Panangkaran Borobudur Kabupaten Magelang. Foto: humas/beritamagelang

Kegiatan Ruwat Rawat Borobudur oleh komunitas budaya Brayat Panangkaran Borobudur Kabupaten Magelang. Foto: humas/beritamagelang

NYATANYA.COM, Magelang – Beragam tradisi digelar untuk menyambut bulan Suro atau Tahun Baru Hijriah, salah satunya oleh komunitas masyarakat Budaya Brayat Panangkaran Borobudur Kabupaten Magelang dengan prosesi Kirab Budaya malam hari pada Minggu (31/7/2022).

Kirab membentangkan kain sepanjang ratusan meter itu akan dimulai dari Jalan Medangkamulan menuju pelataran Candi Borobudur.

“Kirab Budaya itu dengan membawa tumpeng, keris (Pusaka), kain putih dan lilin menuju pelataran Candi Borobudur,” kata tokoh budaya Brayat Panangkaran Borobudur, Sucoro, Rabu (27/7/2022).

Menurutnya, semua benda yang akan diarak itu memiliki nilai makna luhur, seperti tumpeng merupakan kependekan dari tumapaking penguripan-tumindak lempeng tumuju Pangeran yang artinya sebagai simbol kepekaan dalam menapak perjalanan hidup yang lurus menuju kesempurnaan.

Sedangkan keris merupakan senjata yang mempunyai ‘Ruh Spiritual’ atau sering disebut sebagai ‘Pamor’. Keris dihormati dan dianggap memiliki kekuatan yang magis.

“Kain putih diartikan sebagai lambang kesucian dan lilin simbol semangat dan penerangan jalan,” jelas Sucoro.

Dijelaskan Sucoro, Bulan Suro banyak pihak mengartikan sebagai penyatuan. Perspektif Islam Jawa, kata Suro berasal dari kata Asyura dalam bahasa Arab yang berarti 10.

Baca juga   Sidekah Kupat, Jejak Tetirah Rohani Para Raja Pasundan di Dayeuhluhur

Pola peringatan Tahun Baru Hijriah yang secara resmi dilakukan oleh masyarakat Jawa pada Pemerintahan Sultan Agung tersebut terus menjadi tradisi hingga sekarang.

Akulturasi budaya Jawa dan Islam yang telah menjadi tradisi tersebut menitikberatkan pada ketenteraman batin dan keselamatan jiwa.

Oleh karenanya, pada malam Satu Suro biasanya selalu diselingi dengan pembacaan doa dari semua umat yang hadir merayakannya.

“Itu dengan tujuan untuk mendapatkan berkah dan menangkal datangnya marabahaya,” jabarnya.

Diungkapkan Sucoro, olah laku budaya Suran biasanya dilakukan menjelang atau setelah magrib tersebut juga sering dilakukan dengan mubeng beteng atau mengelilingi benteng keraton.

Konsep mubeng beteng keraton tersebut sama dengan konsep pradaksina yaitu berjalan kaki searah jarum jam. Yang secara batin perjalanan tersebut bersifat menuju kesempurnaan hidup untuk terus bersikap eling (ingat) dan waspada.

Eling di sini memiliki arti manusia harus tetap ingat siapa dirinya dan dimana kedudukannya sebagai ciptaan Tuhan. Sementara waspada berarti manusia juga harus terjaga dan waspada dari godaan yang menyesatkan.

Baca juga   Kodim 0705/Magelang Salurkan Bantuan untuk Pedagang Kaki Lima

Mahakarya Candi Borobudur, yang dibangun oleh Dinasti Raja Wangsa Syailendra pada abad ke-8 Masehi. Candi Borobudur terbukti menjadi karya agung, monumen persembahan suci umat manusia kepada Tuhannya.

Inspirasi yang diperoleh melalui laku itu telah mewujudkan dirinya menjadi persembahan suci sebagai Pusaka, Pustaka dan Pujangga bagi peradaban manusia.

“Kami mencoba menerjemahkan pesan-pesan nenek moyang itu melalui kegiatan Budaya Peringatan 1 Suro bertema ‘Mengembalikan Nilai Spiritual Borobudur Melalui Tradisi,'” paparnya.

Sebagai puncak dari acara ini adalah Kenduri Budaya, dengan maksud untuk melestarikan dan mengembangkan potensi budaya lokal di daerah kawasan Borobudur dan sekitarnya sehingga menjadi sebuah pementasan yang apik. Meningkatkan jumlah kunjungan wisata kawasan Borobudur utamanya wisata malam hari.

“Menjadikan Ruwat Rawat Borobudur sebagai ruang komunikasi budaya yang diharapkan dapat mensinergikan seluruh komponen stakeholder wisata, travel wisata, pelaku wisata, budayawan lokal, nasional dan mancanegara, serta pemerintah,” harapnya.

(*/N3)

Share :

Baca Juga

Pasar Beringharjo, salah satu daya tarik wisatawan. Foto: Humas Pemkot Yogya/Tri

Wisata

HUT ke-266 Kota Jogja Targetkan 1 Juta Wisatawan Berkunjung
Meski camilan pesaing sudah banyak, rupanya pamor kue lekker ini tidak pernah tergeser. Adalah pak Mijan yang sudah 35 tahun menjual kue lekler tersebut. (Foto: Humas Pemkot Yogya)

Wisata

35 Tahun Pak Mijan Sukses Pertahankan Cita Rasa Kue Leker Buatannya
Objek wisata Jurang Jero di Srumbung lereng gunung Merapi Kabupaten Magelang kembali dibuka. (Foto: istimewa/beritamagelang)

Wisata

Obwis Jurang Jero Kembali Dibuka untuk Wisatawan
Proses skrining dilakukan dengan mengambil sampling darah peserta yang kemudian dilakukan uji rapid antibodi untuk mendeteksi keberadaan antibodi spesifik di dalam darah yang dapat melawan penyakit tertentu. (Foto:@media_twc)

Wisata

PT TWC Skrining Penyakit HIV Pelaku Wisata di Borobudur
Objek wisata Ketep Pass di Sawangan Kabupaten Magelang, mampu menarik wisatawan untuk berkunjung di tengah pandemi Covid-19. Terbukti, pada Minggu (28/11/2021) jumlah kunjungan wisata mencapai 1.000 lebih. (Foto: humas/beritamagelang)

Wisata

Tarik Minat Wisatawan, Ketep Pass Tampilkan Seni Tradisional
Bedhaya Sinom, tari klasik yang mengisahkan pertarungan antara Dewi Kuroisyin dari Persia dan Dewi Widaningrum dari Tartaripura (Mongol). Foto: kratonjogja.id

Wisata

Tambah Pengetahuan, Pameran Parama Iswari Mahasakti Digelar Kraton Yogyakarta
Festival Desa Wisata. Foto: Diskominfo Kabupaten Boyolali

Wisata

Promosikan Potensi Pariwisata, Pemkab Boyolali Gelar Festival Desa Wisata
Sandiaga Uno saat melakukan kunjungan di Desa Wisata Sambirejo (Tebing Breksi), Jumat (8/10/2021) dalam rangka penganugerahaan Desa Wisata tahun 2021. (Foto:Humas Sleman)

Wisata

Sandiaga Uno Canangkan Tebing Breksi sebagai 50 Besar Desa Wisata Terbaik ADWI 2021