Home / Panggung

Rabu, 16 Februari 2022 - 12:24 WIB

Sampaikan Pesan dengan Benar, Pelaku Pertunjukan Rakyat Harus Cerdas

Rapat koordinasi Forum Komunikasi Media Tradisional (FK Metra) Provinsi Jawa Tengah di Sala View Hotel, Selasa (15/2/2022). (Foto: Diskominfo Jateng)

Rapat koordinasi Forum Komunikasi Media Tradisional (FK Metra) Provinsi Jawa Tengah di Sala View Hotel, Selasa (15/2/2022). (Foto: Diskominfo Jateng)

NYATANYA.COM, Surakarta – Kelompok kesenian tradisional yang digunakan sebagai media diseminasi informasi, tidak boleh salah dalam menyampaikan informasi. Jangan sampai informasi yang disampaikan kepada masyarakat menjadi bias.

Hal itu disampaikan Ketua Forum Komunikasi Media Tradisional (FK Metra) Provinsi Jawa Tengah Daniel Hakiki, pada rapat koordinasi FK Metra 2022, di Sala View Hotel, Selasa (15/2/2022).

Menurutnya, seringkali para pelaku seni pintar memainkan pertunjukan. Namun, seringkali kurang detail dalam memahami informasi.

“Guyonan boleh, tetapi guyonan yang kemudian tidak melenceng dari informasi yang disampaikan. Karena itu fatal jika salah,” ungkapnya.

Dicontohkan, kesenian tradisional yang ingin menyampaikan pesan tentang gerakan masyarakat hidup sehat (Germas), di mana banyak pelaku seni yang malas belajar program tentang Germas. Akibatnya, terkadang isi dalam pertunjukan tersebut tidak tersampaikan dengan baik, hanya yang penting menjaga kesehatan.

Baca juga   Nandur Srawung #9 “Matrix//Mayapada”, Membawa Semangat Seni yang Inklusif dan Terhubung dengan Siapa Saja

“Ini yang sering keliru. Tidak kemudian mempelajari secara detail program Germas itu bagaimana,” tutur Daniel.

Setelah pelaku pertunjukan rakyat memahami pesan itu, lanjutnya, dibikin naskah dan adegannya seperti apa. Sehingga, nantinya pesan dapat tersampaikan secara utuh, benar, dan detail kepada masyarakat.

Senada, Ketua Teater Lingkar Suhartono menyampaikan, banyak kelompok seni yang menjadikan pesan sekadar tempelan. Misalnya, pertunjukan yang seharusnya menyampaikan pesan tentang keluarga berencana (KB), di mana dari awal pementasannya lakon tidak menampilkan cerita yang terkait dengan KB, tapi tiba-tiba menyebut KB.

Baca juga   Talkshow dan Workshop Awali Event "Nyantel#2" DKV ISI Surakarta

“Ujug-ujug (tiba-tiba) ada tempelan keluarga berencana,” ungkap Mas Ton, sapaan akrabnya.

Dia menambahkan, kecerdasan sutradara, penulis naskah, maupun pemainnya mutlak diperlukan, sehingga lakon yg dibawakan itu mengalir dengan baik, tidak sekadar tempelan. Sebab, kalau pesannya hanya tempelan justru terkesan sponsor.

Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah, Agung Hariyadi menyampaikan, seperti tahun sebelumnya, untuk mendorong pemanfaatan media tradisional sebagai sarana diseminasi informasi, pihaknya akan menggelar Festival Pertunjukan Rakyat.

Disampaikan, mengingat masih dalam situasi pandemi, festival masih dilakukan secara virtual.

(N1)

Share :

Baca Juga

Before Now and Then (Nana). Foto: Ist

Panggung

Before Now and Then (Nana) Film Terbaik, Ini Daftar Lengkap Pemenang Piala Citra FFI 2022
Belasan seniman Borobudur menggelar “Art Borobudur Police Day 76” di depan pintu parkir Taman Wisata Candi Borobudur, Minggu (26/6/2022). Foto: Diskominfo Kab Magelang

Panggung

“Art Borobudur Police Day 76”, Begini Cara Polres Magelang Sambut HUT Bhayangkara
Hilman Hariwijaya. (Foto: Instagram @thehilmanhariwijaya)

Panggung

Penulis Novel Hilman ‘Lupus’ Hariwijaya Meninggal Dunia
WR Supratman, pencipta Lagu Kebangsaan "Indonesia Raya". (Istimewa)

Panggung

Selamat Hari Musik Nasional, Malam Ini Konser Virtual dari Mataram Dibuka Jokowi
The Backdoor Hours rilis album perdana Melodrama Magic. (Foto: Istimewa)

Panggung

The Backdoor Hours Rilis Album Pertamanya ‘Melodrama Magic’
Mengusung tema "Peran Milenial Meneladani Spirit Perjuangan Pangeran Diponegoro", Pekan Budaya Selarong, Sabtu (13/11/2021) digelar daring melalui channel YouTube BantulTV. (Foto: MC Kab Bantul)

Panggung

Sarasehan Budaya dan Napak Tilas Warnai Pekan Budaya Selarong
Bedhaya Asthadikpalaka bermakna delapan dewa penjuru mata angin yang menguasai dan mengatur dunia. Foto: Ist

Panggung

Mistis dan Sakral, Bedhaya Asthadikpalaka Karya Bai Populo Diluncurkan
Suasana pembukaan Pameran dan Bazar Lukisan. Foto: Istimewa

Panggung

100 Karya Hasil OTS 30 Seniman Dipamerkan di Joglo Kademangan Widarakandhang