NYATANYA.COM, Yogyakarta – Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY bekerjasama dengan Leiden University Libraries (UBL), Netherlands dan KITLV Jakarta mengadakan Sarasehan Perpustakaan dan Kearsipan dengan tema “Sumber dari Yogyakarta di Koleksi Laiden University Libraries”.
Acara tersebut diselenggarakan pada Rabu (5/10/2022) lalu secara ofline dan daring (zoom meeting).
Sejumlah 60 peserta yang terlibat di antaranya Pegawai DPAD DIY, Pustakawan DPAD DIY, Arsiparis DPAD DIY, Penerjemah DPAD DIY, Penghageng Panitipuro, KHP Widya, Puro Pakualaman, Dinas Kebudayaan, dan Paniradya Kaistimewan secara luring, sedangkan secara daring masyarakat umum yang mendaftarakan diri.
Adapaun pematerinya adalah Marije Plomp sebagai Subject Librarian Southeast Asia, Laiden University Libraries (UBL)/ KITLV-Jakarta menyampaikan materi tentang Sumber dari Yogyakarta di Koleksi Laiden University Libraries.
Selain itu Laiden University Libraries memiliki 13 cabang, termasuk KITLV yang berada di Jakarta, perpustakaan tersebut merupakan kerjasama antara LIPI dan UBL.
Dalam dunia kepustakaan, Perpustakaan Universitas Leiden merupakan perpustakaan yang didirikan pada 1575 di Leiden, Belanda.
Tempat tersebut dianggap sebagai sebuah tempat yang signifikan dalam perkembangan budaya Eropa yaitu tempat tersebut merupakan bagian dari sejumlah kecil pusat kebudayaan yang memberikan kelangsungan pengembangan dan penyebaran pengetahuan pada Zaman Pencerahan.
Lalu tahun 1851 Koninklijk Instituut voor Taal , Land en Volkenkunde (KITLV) mengkhususkan pada pengumpulan informasi dan memajukan penelitian mengenai keadaan masa kini dan lampau daerah-daerah bekas koloni Belanda dan wilayah sekitarnya.
Sejak 1 Juli 2014 Perpustakaan KITLV di Leiden bergabung dengan Perpustakaan Universitas Leiden dan kantor KITLV-Jakarta dialihkan di bawah naungan Perpustakaan Universitas Leiden dan berbadan hukum Yayasan.
Dalam sarasehan, Marije Plomp menjelaskan jika koleksi Perpustakaan Universitas Leiden menghimpun penerbitan buku-buku dan majalah dalam bidang ilmu sosial dan kemanusiaan dari instansi pemerintah, swasta, universitas, atau terbitan komersial umum dan terbuka yang disimpan di Perpustakaan Universitas Leiden dalam bentuk asli, digital dan/atau microfilm.
“Koleksi dan terbitan kami mencakup ilmu humaniora dan ilmu-ilmu sosial yang berfokus pada Asia Tenggara khususnya Indonesia. Apabila Anda ke Perpustakaan Leiden, satu bulan pun tidak cukup untuk mengenali koleksi-koleksi naskah yang ada,” papar Marije Plomp.
Setelah pemaparan materi usai, dilanjutkan diskusi dan tanya jawab yang dipandu oleh Drs. Budiyono, SIP, Pustakawan Ahli Utama DPAD DIY. (*)