NYATANYA.COM, Yogyakarta – Pertunjukan pertama panggung seni FKY 2022 Merekah Ruah dimulai dengan penampilan tari Kethek Ogleng dari Desa Kalasan.
Kethek Ogleng terdiri dari penari laki-laki berwujud tokoh pewayangan Hanoman dengan penari perempuan bernama Ratna. Tarian ini melibatkan anak-anak dalam penampilannya.
Selanjutnya, terdapat tarian Srandul Purba Budaya yang berasal dari Kotagede. Nama srandul diambil dari kata ting srendil karena di dalam tarian ini terdapat macam-macam cerita, seperti kethek ogleng hingga Syaidina Ali.
Pertunjukan dilanjutkan dengan tarian dari Kabupaten Kulon Progo berjudul Satrio Menoreh.
Tarian dibuka dengan iringan gamelan yang disusul oleh 2 penari laki-laki memasuki panggung dengan membawa pecut dan 8 penari lainnya membawa jaran kepang.
Terdapat pula penampilan musik dari Sarkem Percussion x Drummer Guyub Yogyakarta. Cerita unik di balik penampilan ini adalah para pemain tidak menjalankan latihan secara bersamaan.
Mereka berkoordinasi melalui Whatsapp untuk menentukkan patokan nada sehingga dalam pertunjukan ini, sang dirigen membentuk sebuah aransemen secara langsung.
Komunitas ini sudah memiliki empat album yang dibuat sebagai wadah bagi para drumer (sebuah band) untuk menyalurkan kreativitasnya.
Pada album keempat ini, para penyandang disabilitas, khususnya yang berasal dari Gunungkidul, digandeng untuk menginterpretasikan dan membawakan lagu-lagu tersebut.
Pertunjukan ditutup dengan penampilan Jathilan Kudho Satrio Jatimulyo. Dengan alunan gamelan, 4 penari laki-laki memasuki panggung dengan membawa bendera, kemudian disusul oleh 4 penari laki-laki membawa jaran kepang.
Hal ini melambangkan para kesatria yang sedang belajar untuk memasuki medan perang. Pertunjukan diakhiri dengan 4 penari laki-laki ikut bergabung, seolah-olah menjadi panutan para satria saat menimba ilmu.
Pengunjung dari Tegal, Ega mengungkapkan bahwa ini merupakan kali pertamanya menonton FKY. Ini jadi pengalaman yang mengesankan karena tujuan datang ke Malioboro cuma untuk jalan-jalan, tetapi ternyata bisa melihat sebuah pertunjukan.
“Ini juga kali pertama nonton tarian dengan cerita Hanoman dan Ratna,” imbuh Ega.
Selain itu, Putri, pengunjung dari Purwokerto mengatakan, “FKY 2022 bukan yang pertama kali. Saya sudah pernah di Taman Kuliner, Pyramid, dan Kampung Mataraman. Hal yang menarik dari FKY 2022 adalah lokasi acara yang mencar-mencar.”
“Menurut saya ini bagus, jadi bisa memecah keramaian. FKY 2022 juga terasa luar biasa karena menjadi titik balik setelah pandemi, juga untuk sarana hiburan bagi perantau setelah tidak ada aktivitas seperti ini beberapa tahun terakhir. Saya berharap, FKY bisa selalu hadir setiap tahunnya.”
Pameran FKY 2022 masih akan berlangsung hingga tanggal 25 September 2022. Masyarakat dapat mengunjunginya mulai pukul 10.00 WIB sampai dengan 21.00 WIB.
Selain itu, Aktivasi Pameran Keliling FKY 2022 akan kembali dilaksanakan pada 18 September 2022 dengan rute dari Dinas Kebudayaan Provinsi DIY dan berakhir di Taman Budaya Gunungkidul.
Pertunjukan yang akan hadir di antaranya adalah Rinding Gumbeng (Wonosari), Tayub (Semin), Montro (Kauman, Bantul), penampil Kontingen Kabupaten Gunungkidul, Wayang Limbah Ki Samidjan, dan penampilan grup band dangdut.
Sementara itu, tanggal 19 September 2022 mengambil rute menuju Taman Budaya Kulon Progo. Selain menjadi lokasi Aktivasi Pameran Keliling, Taman Budaya Kulon Progo juga menjadi tempat berlangsungnya program Highlight Seni Tradisi yang berisi pertunjukan pilihan dari kontingen kabupaten/kota di Yogyakarta.
Aktivasi Pameran FKY 2022 akan berakhir tanggal 25 September 2022, sekaligus bertepatan dengan agenda penutupan FKY 2022 di Taman Kuliner Condongcatur.
(*/Aja)