NYATANYA.COM, Sleman – Buta warna, lebih tepat disebut color deficiency, tak harus menjegal langkah untuk sukses berkarier dan hidup bahagia. Secara umum, buta warna merupakan gangguan penglihatan sebatas kelemahan dalam pengenalan terhadap warna. Seseorang yang buta warna tetap bisa melakukan sesuatu, mandiri dan produktif. Dunia tak berarti berakhir atau masa depannya pupus karena buta warna,
Namun demikian pencegahan jauh lebih baik daripada mengobati. Dan bagi yang sekarang ini mengalaminya, maka tak perlu juga berkecil hati. Karena sudah ada pengobatan dengan metode terapi yang mampu menyembuhkannya , bahkan sembuh secara total. Sudah banyak yang membuktikannya melalui pengobatan tersebut.
Sebelum-sebelumnya banyak para penderita buta warna seakan putus asa dan hilang harapan meraih apa yang menjadi cita-citanya. Sejumlah profesi meletakkan persyaratan tidak buta warna sebagai salah satu seleksi yang musti dijalani. Dan tidak sedikit yang kemudian gagal dan tidak lolos. Seperti saat mengikuti seleksi atau test TNI-Polri. Dimana persyaratan tidak buta warna adalah mutlak !
Adalah Klinik Teraphy Banyu Urip yang berlokasi di Jalan Selokan Mataram, Karanganyar, Sinduadi, Mlati, Kabupaten Sleman. Klinik itu sejak beberapa tahun terakhir ini mampu menghebohkan jagad pengobatan alternatif dengan kemampuannya menyembuhkan buta warna.
Pasien-pasien mayoritas adalah orang-orang yang dinyatakan buta warna oleh dokter dengan secarik surat keterangan resmi. Sebagian diantaranya ada yang gagal menjadi TNI-Polri karena buta warna.
Kemudian menjalani beberapa pekan terapi di klinik tersebut, lalu memeriksakan kembali ke dokter, dan seakan tidak percaya ternyata telah sembuh secara total.
Hal ini yang dituturkan oleh Kopral Dua (Kopda) Jito. Dikisahkannya bahwa dirinya merasa kaget bukan kepalang ketika sepupunya yang menderita buta warna dan ingin mengikuti jejaknya sebagai prajurit TNI akhirnya lulus usai menerima dan menjalani terapi di Klinik Teraphy Banyu Urip.
“Awalnya saya ragu. Tapi karena semangat dan tekat sepupu saya yang ingin menjadi tentara seperti saya begitu besar, sayapun setelah melihat di YouTube pengobatan itu, langsung mengajaknya ke klinik tersebut. Alhamdulillah, gagal seleksi yang pertama, akhrinya lulus pada seleksi yang kedua usai menjalani terapi buta warna di Banyu Urip. Jadi Untuk yang mengalami buta warna tidak usah putus semangat dalam usaha,” tandasnya. (*)