NYATANYA.COM, Sleman – Pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak Maret 2020 membawa banyak efek negatif bagi masyarakat. Adanya pembatasan-pembatasan aktivitas untuk mencegah penularan memberi dampak yang sangat terasa. Salah satu sektor yang paling terdampak adalah seni dan budaya.
“Banyak kegiatan terhenti. Pementasan dan latihan tidak bisa dilakukan sehingga pengembangan seni budaya menjadi terhambat. Setelah vakum sekitar 2 tahun kita akan bangkitkan kembali kegiatan tersebut,” ujar Sudarmin Kertodikromo, pemilik sanggar seni Kertodikromo saat berbicara di Sarasehan Seni Budaya dan Nembang Panembromo di Kalurahan Donoharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman, Senin (3/1/2022).
Purnawirawan TNI AL ini mengaku senang dengan digelarnya sarasehan seni budaya ini.
“Membuktikan bahwa pemerintah kalurahan sangat responsif untuk menggali dan mendukung seluruh bentuk aktivitas seni budaya,” ungkapnya.
Sudarmin mengatakan, sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan seni budaya, Sanggar Seni Kertodikromo sangat terbuka kepada siapa saja untuk berlatih seni peran, ketoprak, karawitan, wayang orang, gejog lesung, tari, menulis naskah, belajar makeup, tata busana, tata panggung untuk pementasan dan lain-lain.
“Sanggar kami terbuka untuk belajar seni budaya tanpa dipungut biaya. Silakan datang bersama komunitas baik itu para pemuda, ibu-ibu, bapak-bapak, pamong kalurahan, atau siapa saja bisa latihan di sanggar kami,” ajak Sudarmin.
Hadi Rintoko, Lurah Donoharjo menyampaikan bahwa seni budaya adalah salah satu potensi unggulan di wilayahnya. Hari ini digelar sarasehan untuk menggali seni dan budaya yang sejak dahulu Donoharjo dikenal sebagai gudangnya para seniman.
Pihaknya, akan bangkitkan kembali kejayaan itu agar membawa banyak manfaat ke depannya. Dengan sarasehan ini diharapkan menjadi terobosan untuk menggugah kesadaran terutama generasi muda akan pentingnya budaya dan budi pekerti bangsa yang merupakan warisan para leluhur dan jati diri bangsa.
“Selain itu dengan acara ini akan menciptakan kebersamaan dalam melestarikan seni budaya di Donoharjo. Kalau bukan kita siapa lagi yang akan melestarikan warisan yang adiluhung ini,” tegas Hadi Rintoko.
Sarasehan diakhiri dengan lantunan Panembrama Sekar Ageng Kenya Kediri Ketawang Kinanti Soba Kastawa Slendro 9 ciptaan Sudarmin Kertodikromo sendiri. Tembang ini menceritakan sejarah awal berdirinya Kalurahan Donoharjo dan gambaran kemakmuran warganya yang senantiasa hidup rukun di bawah lindungan Tuhan.
(*/N1)