Home / Panggung

Sabtu, 23 April 2022 - 21:10 WIB

Seni Mural Sudah Ada Sejak Prasejarah, Kini Makin Cair Difungsikan

Pensilterbang Art Mural Project di Kampung Sayidan.
(Foto:Dok.Pensilterbang)

Pensilterbang Art Mural Project di Kampung Sayidan. (Foto:Dok.Pensilterbang)

NYATANYA.COM, Yogyakarta – Pengertian mural berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “Murus” yang berarti dinding. Secara luas pengertian mural adalah menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok atau media luas lainnya yang bersifat permanen.

Demikian dipaparkan Owner Pensilterbang Art Community, Andi Purnawan Putra yang sedang menggarap project muralnya di Kampung Sayidan Yogyakarta.

Dijelaskan Andi, seni mural sebenarnya sudah ada sejak jaman dahulu kala. Bahkan jika ditilik dari sejarah mural, mural sudah ada sejak 31.500 tahun yang lalu tepatnya pada masa prasejarah.

Pada masa itu terdapat sebuah lukisan yang menggambarkan sebuah gua di Lascaux yaitu daerah Selatan Prancis. Mural yang dibuat pada masa prasejarah tersebut menggunakan sari buah sebagai cat air (karena pada masa prasejarah belum ada cat).

Baca juga   Tarik Kunjungan Wisatawan, Kota Yogya Siap Kembangkan Event Berbasis Budaya
Pensilterbang Art Mural Project di Kampung Sayidan. (Foto:Dok.Pensilterbang)

Pada masa prasejarah, negara yang paling banyak memiliki lukisan dinding atau mural tidak lain yaitu Prancis.

Salah satu mural atau lukisan dinding yang paling terkenal pada saat itu yaitu mural karya Pablo Picasso.

Di Indonesia Mural pernah digunakan untuk membakar semangat perjuangan. Pada tahun 1930 kereta api diberikan tulisan spontan ‘merdeka atau mati’. Dan pada tahun 1945 seniman Afandi, Dullah, Sujoyono juga berkarya pada permukaan kertas seperti poster yang ditempel ditembok untuk memberikan semangat juang.

“Dalam perkembangannya, mural tidak hanya untuk hiasan dinding di gereja, akan tetapi sudah sangat cair difungsikan; sebagai advertising, sebagai hiasan ditembok sekolah, di caffe bahkan di mural mulai masuk digedung kantor pemerintah dan sebagai karya murni di gallery. Artinya masyarakat modern semakin dapat menikmati keberadaan dari seni mural ini,” ujar Andi.

Baca juga   Pameran World Press Photo Digelar Pendhapa Art Space Jogja, 1 - 23 Oktober 2023
Pensilterbang Art Mural Project di Kampung Sayidan. (Foto:Dok.Pensilterbang)

Tentang Mural Project-nya, dikatakan Andi merupakan salah satu cara yang dipilih untuk ikut mengemas sebuah kawasan kampung wisata (Sayidan) agar memperkuat karakter kawasan yang estetis dan harapannya mampu menginspirasi kegiatan penunjang wisata berikutnya.

Tentunya untuk mengaktualisasikan gagasan project mural ini dipercayakan peran Pensilterbang yang telah memiliki pengalaman dalam meng’creat’ sebuah area dinding menjadi sebuah karya visual (mural) dibantu warga setempat.

“Harapannya project ini mampu menguatkan eksistensi sebuah kawasan kampung wisata (Sayidan) dan mampu menginspirasi karya estetis dan inovatif lainnya dikemudian waktu, sejalan dengan motto pensilterbang; berkarya, peduli, berbagi,” pungkas Andi.

(Aja)

Share :

Baca Juga

Sekda Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya memberikan penghargaan kepada pemenang penulisan jurnal sejarah Serangan Umum 1 Maret. (Humas Pemkot Jogja)

Panggung

Dinas Kebudayaan Berikan Penghargaan Jurnal Terbaik Sejarah Serangan Umum 1 Maret
Bupati Banyumas Husein bersama beberapa tamu undangan ikut menari Ebeg yang dipandu oleh Pemain Ebeg dari kelompok Kidang Kencana Desa Karangtengah kecamatan Baturraden. (Foto: MC Kab Banyumas)

Panggung

Ebeg, Kesenian Tradisional Banyumasan Butuh Inovasi agar Tetap Lestari
Happy Asmara di lagu Cidro 2. (Foto: YouTube Fortuna Enterprise)

Panggung

‘Cidro 2’ Happy Asmara Melejit Tinggalkan Lagunya Sendiri ‘Satru’
Daffa Maulana Muhammad menangi lomba film pendek Setapak Perubahan Polri Tahun 2022 sebagai Juara II. Foto: Dok.Polda DIY

Panggung

“Jogja Masih Istimewa” Karya Daffa, Juara II Lomba Film Pendek Setapak Perubahan Polri 2022
SSPO UMY saat tampil memeriahkan suatu acara di Sportorium UMY, belum lama ini. Foto: Ist

Panggung

SSPO UMY Siap Dendangkan “Derap Berkemajuan” di Pembukaan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Solo
Sejumlah siswa kelas XI dan XII Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) itu begitu asyik menikmati karya yang dipamerkan. (Foto: Dok ISI Surakarta)

Panggung

Siswa SMK Marsudirini Surakarta Outing Class Kunjungi Pameran International Typography Biennale
Bupati Boyolali M. Said Hidayat menyerahkan tokoh wayang Kresna kepada dalang Ki Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Benowo sebagai tanda pementasan wayang kulit dimulai di aula Disdikbud setempat, Senin (7/12/2021). Pentas wayang kulit virtual ini digelar selama 7 hari berturut. (Foto: Diskominfo Kabupaten Boyolali)

Panggung

Tujuh Hari Berturut, Pemkab Boyolali Gelar Wayang Kulit Virtual
OM Mahardhika. (Foto: Ist)

Panggung

Keluarga Besar OM Mahardhika Gelar Bukber Jalin Silaturahmi