NYATANYA.COM, Blora – Sebanyak sepuluh pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di Kabupaten Blora kini sudah bisa melayani pengobatan warga yang menderita penyakit HIV (human immunodeficiency virus).
Puskesmas yang melayani pengobatan warga dengan penyakit HIV di antaranya Puskesmas Japah, Tunjungan, Ngawen, Doplang, Menden, Jiken dan Puskesmas Sambong.
“Di sepuluh puskesmas itu sudah ada petugas pelayanan pengobatan termasuk konseling bagi penderita HIV,”’ ujar Kepala Dinas Kesehatan Blora Edi Widayat, melalui Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Sutik, Rabu (2/3/2022).
Bagi yang dinyatakan positif HIV, Sutik meminta mereka melakukan pengobatan rutin dengan mengonsumsi obat antiretroviral (ARV).
Obat yang diberikan gratis tersebut bisa diperoleh di puskesmas maupun di rumah sakit. Sutik menjelaskan, HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome).
AIDS adalah stadium akhir dari infeksi HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.
“Dengan pengobatan ARV ini kalau penderita HIV hamil, kemungkinan besar tidak akan menularkan penyakitnya pada bayi yang dikandungnya. Selain itu, daya tahan tubuh akan semakin meningkat,’’ tandas Sutik.
Lebih lanjut Sutik menjelaskan, Dinas Kesehatan Blora bersama puskesmas, selama ini aktif melakukan deteksi dini penderita HIV. Salah satunya dengan menggelar kegiatan voluntary counselling and testing (VCT) mobile. Dia mengungkapkan, dari kegiatan VCT mobile yang dilakukan pada Ferbuari 2022, ditemukan 17 orang penderita baru HIV.
Menurutnya, sasaran VCT adalah kelompok yang rentan tertular penyakit HIV/AIDS. Yakni, para pekerja seks komersial (PSK) serta warga binaan atau narapidana di rumah tahanan negara (Rutan) Blora.
“Kegiatan digelar rutin setiap tahun.Pada bulan Februari lalu kami memeriksa 239 orang dalam VCT mobile. Mereka adalah para PSK dan warga binaan rutan. Dari kegiatan itu ditemukan sebanyak 17 orang penderita HIV,” ungkap Sutik.
Dia menambahkan, jumlah tersebut mengalami penurunan dibanding temuan tahun lalu yang mencapai sebanyak 27 orang.
(N1)