NYATANYA.COM, Sleman – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), ketika memperingati Hari Disabilitas Internasional pernah menuturkan, perlu adanya wadah bagi seniman difabel (termasuk pelukis berkebutuhan khusus) agar bisa saling memotivasi dalam berkarya.
Selain itu juga dapat menunjukkan karya-karya para pelukis berkebutuhan khusus kepada publik, seperti seniman seni rupa, kolektor karya lukis hingga masyarakat umum.
Komunitas Kapal Cinta (KKC) dengan anggotanya para seniman difabel/pelukis berkebutuhan khusus termasuk yang berusaha mewujudkan hal tersebut.
Langkah nyatanya, antara lain pernah menggelar pameran seni lukis di galeri Ciputra Artpreneur, Jakarta (2019) dan di Studio Kalahan, Gamping Sleman (2022).
Pelukis berkebutuhan khusus (autis) asal Jakarta Utara, Raynaldy Halim (Aldy) termasuk yang mengikuti kedua pameran tersebut.
“Kami merasa senang bisa ikut pameran di Yogya. Ada banyak manfaat dan pengalaman, termasuk bisa bertemu langsung dengan seniman-seniman asal Yogyakarta, salah satunya pemilik Studio Kalahan, Heri Dono,” ungkap Syamsuar (bapaknya Aldy), belum lama ini.
Menurut Syamsuar, Aldy yang lahir pada 1997 didiagnosa sebagai Atention Deficit Hyperactive (ADHD), salah satu spektrum Autisma.
“Ia sulit berkomunikasi, sehingga melukis salah satu cara untuk mengekspresikan dirinya,” papar Syamsuar.
Aldy, sebutnya, banyak melukis aliran abstrak dan lukisan-lukisannya sarat dengan spiritualisme, penuh pesan tentang cinta kasih serta kedamaian.
Mulai banyak melukis dengan media akrilik di kain kanvas sejak 2017 silam.
Suatu hal membanggakan, pada 2018 setahun setelah Aldy melukis secara intensif, sudah mampu membuat atau menghasilkan lebih dari seribu lukisan.
Akhirnya, Aldy bisa meraih anugerah Museum Rekor – Dunia Indonesia (MURI) sebagai lukisan terbanyak karya anak berkebutuhan khusus atau bisa pula disebut berkemampuan khusus.
“Ketika usia Aldy 22 tahun, ia sudah mengikuti pameran seni rupa lebih dari 20 pameran, baik pameran bersama maupun pameran tunggal,” urai Syamsuar.
Saat pameran di Studio Kalahan bertajuk, Berboenyi, Aldy memamerkan tiga karya lukis, yakni berjudul Himbauan dari Atas, Satelit dan Zona Amanku.
Pelukis atau perupa lainnya dari KKC yang ikut pameran, yaitu: Dwi Putro, Anfield Wibowo, Aqillurachman Prabowo, Audrey Angesti, Bima Ariasena Adisoma Daya Olivia Korompis, Hanna Madness, Oliver Wiharja, dan M Haryanto.
Ditambahkan Syamsuar, pada 2018 silam juga menjadi sejarah penting bagi Aldy beserta keluarga, dengan terbitnya buku biografi Aldy berjudul: Monolog Aldy, Kisah Inspiratif Artistika Lukisan Penyandang Autisma oleh Gramedia.
Buku yang ditulis kurator terkenal, Agus Dermawan T ini juga diberi kata pengantar oleh budayawan/antropolog asal Prancis, Mr Jean Couteau.
(*/N3)