Home / Wisata

Kamis, 22 September 2022 - 08:50 WIB

Sidekah Kupat, Jejak Tetirah Rohani Para Raja Pasundan di Dayeuhluhur

Sidekah Kupat sudah menjadi tradisi masyarakat Dayeuhluhur Cilacap. Foto: Diskominfo Jateng

Sidekah Kupat sudah menjadi tradisi masyarakat Dayeuhluhur Cilacap. Foto: Diskominfo Jateng

NYATANYA.COM, Cilacap – Bulan Sapar diingat warga Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah sebagai masa di mana raja-raja Pasundan tetirah rohani, melewati jalanan dusun warga. Untuk bentuk bakti, warga menggelar ritual “Sidekah Kupat”.

Sidekah Kupat yang berarti sedekah ketupat, dihelat pada hari rabu terakhir (Rebo Wekasan) di Bulan Sapar (penanggalan Jawa).

Menurut tutur tinular warga Desa Datar, Hanum dan Bingkeng, ritual tersebut telah berumur 494 tahun.

Foto: Diskominfo Jateng

Ketua Lembaga Adat Desa Hanum Ceceng Rusmana mengatakan, ada berbagai versi terkait sejarah Sidekah Kupat. Satu di antaranya adalah peristiwa yang berkait dengan historis raja-raja Pasundan dan Era Kerajaan Mataram, baik Mataram kuno atau Mataram Islam.

Ia menyebut, Mataram (Jawa Tengah) merupakan tempat berziarah bagi raja-raja Pasundan. Mengingat, adanya bangunan rohani, seperti candi, atau berkembangnya syiar Islam.

“Dulunya di sini, dipercaya sebagai alur puraga atau jalur (darat) kuna, sebelum adanya Jalan Daendels. Pada waktu zaman Mataram Kuna banyak raja Pasundan yang berziarah ke Candi Dieng atau Prambanan lewat sini. Begitu pula saat Mataram Islam, banyak yang ziarah. Kalau lewat utara atau selatan kan banyak rawa, waktu itu,” ujarnya, Rabu (21/9/2022).

Baca juga   Pemprov Jateng Bangun 28 Rumah Tahan Gempa untuk Komunitas Pengrajin Gula di Cilacap

Ia bercerita, saat para raja berziarah membawa rombongan cukup besar. Mulai dari prajurit hingga para petinggi kerajaan.

Foto: Diskominfo Jateng

Nah, sebagai rasa bakti para penduduk yang wilayahnya dilewati rute ziarah raja-raja Pasundan, mereka pun membuat ketupat.

Ketupat itu kemudian disajikan dengan cara digantung pada sebuah tongkat melintang di perbatasan-perbatasan desa.

“Warga menyediakan bekal bagi para iring-iringan raja. Selain itu, zaman dahulu, pada bulan Sapar, warga juga membersihkan jalan desa sebagai persiapan iring-iringan raja yang melakukan perjalanan. Sapar kan artinya perjalanan,” tuturnya.

Di masa modern, kegiatan itu terus dilestarikan oleh warga. Setiap Rabu Wekasan di Bulan Sapar, pada pukul 06.00 warga berkumpul di batas desa.

Mereka membawa ketupat yang disajikan di sebuah tiang melintang. Nantinya, siapa pun yang melewati jalanan tersebut bebas mengambil ketupat.

Sebelum ritual, sesepuh desa merapal riwayat tentang tetirah para raja pasundan, menggunakan bahasa Sunda lengkap, beserta sesajen dan bebakaran dupa.

“Yang warga kampung lain bisa mengambil ketupat itu.Sedangkan, warga desa setempat membawa bekal ketupat sendiri, dan dimakan bersama-sama di perbatasan desa,” ungkapnya.

Baca juga   Foto: Tradisi Tabuh Bedug Blandrangan di Kudus
Foto: Diskominfo Jateng

Diusulkan Warisan Budaya

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengapresiasi ritual Sidekah Kupat. Hal itu diwujudkan dengan dukungan adat ini untuk dapat diusulkan sebagai Warisan Budaya tak benda (WBTB).

Kabid Pembinaan Kebudayaan Disdikbud Jateng Eris Yunianto mengatakan, berdasarkan catatan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dari sekitar 726 karya budaya asal Jateng baru 103 yang tercatat dan ditetapkan sebagai WBTB.

Maka, dilakukan upaya pendokumentasian dan membumikan ritual kuna ini, agar dapat diakui sebagai Intangible Heritage.

Ditambahkan, Sidekah Kupat tidak saja soal pelestarian budaya. Jika serius dihgarap, ritual ini bisa menambah pundi-pundi ekonomi warga, lewat atraksi wisata.

Pada 2022, Pemprov Jateng bekerja sama dengan Pemkab Cilacap, turut memeriahkan Sidekah Kupat dengan menggelar Festival Budaya.

Selain karena pandemi Covid-19 telah mereda, juga diharapkan menggeliatkan perekonomian warga setempat.

“Gotong royong bersama dari semua pemangku kebijakan, termasuk perekonomian perlu bicara. Dari pemprov memberikan triger, berharap bisa menjadi spirit. Berharap seperti Dieng Culture Festival (DCF) itu sudah 13 tahun. Ini baru sekali tentu butuh pondasi elementer, yakni masyarakat. Nantinya kemajuan itu juga akan direngkuh oleh masyarakat sendiri,” paparnya.

(*/N1)

Share :

Baca Juga

Gulai Sapi Pak Samin yang dulu berjualan di sekitar simpang empat Tugu Yogyakarta sejak tahun 1968, kini pindah di Jalan Tentara Pelajar. (Foto: Humas Pemkot Yogya)

Wisata

Ada Kemurahan Hati Yogya di Gulai Sapi Pak Samin
Presiden Joko Widodo meresmikan penataan kawasan pantai bebas Parapat di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara (Sumut) pada Rabu (2/2/2022). (Foto: Istimewa/BPMI)

Wisata

Presiden Jokowi Resmikan Kawasan Pantai Bebas Parapat di Simalungun
Tumpeng Menoreh. Di lokasi ini pengunjung bisa foto-foto atau bikin konten video sepuasnya. (Foto:wisatamagelang.com/@shoimsetam)

Wisata

Tumpeng Menoreh, Wisata Kuliner Eksotis di Atas Bukit yang Digagas Erix Soekamti
Pemerintah memutuskan untuk membuka kembali pintu internasional menuju Bali melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali mulai 14 Oktober 2021 mendatang di mana turis mancanegara yang diperbolehkan masuk Bali hanya berasal dari lima negara yaitu Korea Selatan, Tiongkok, Jepang, Uni Emirat Arab, dan Selandia Baru. (Foto:InfoPublik)

Wisata

Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali Dibuka, Wisman 5 Negara Ini yang Boleh Masuk
Ilustrasi. Foto: Agoes Jumianto

Wisata

Jumlah Wisman ke Indonesia Per September 2022 Capai 538,32 Kunjungan, Paling Banyak Negara Ini
Dirut Ketep Pass menerima sertifikat CHSE dan I Do Care di kantornya. (Foto:Humas/beritamagelang)

Wisata

Objek Wisata Ketep Pass Resmi Tersertifikasi CHSE dan I do Care
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Wisata

Foto: Liburan Idulfitri di Jakarta Aquarium dan Safari
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menerima kunjungan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Josef Adreanus Nae Soi di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta pada Selasa (15/2/2022). (Foto: Humas Pemda DIY)

Wisata

Kunjungi Yogya Sowan Sri Sultan, NTT Belajar Kembangkan Wisata Berbasis Budaya