NYATANYA.COM, Yogyakarta – Meninggalnya Ananda Daffa Albasith (18) akibat kebrutalan kejahatan jalanan (klitih) di Jalan Gedongkuning, Minggu (3/4/2022) masih meninggalkan duka yang paling dalam.
Bukan saja bagi keluarga korban, warga Buayan, Kebumen, Jawa Tengah dan almamater, SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, tetapi juga mengundang keprihatinan banyak pihak.
Mendung di musim hujan makin pekat dengan aksi klitih yang terus saja terjadi di wilayah Yogyakarta.
SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta jelas kehilangan salah satu sosok pelajar yang baik dan berpretasi.
Ananda Daffa Albasith, anak seorang Anggota DPRD Kebumen ini menghembuskan nafas terakhir pada Minggu (3/4/2022). Daffa menjadi korban klitih di Jalan Gedongkuning, Kotagede, Kota Yogyakarta. Jenazah dimakamkan pada Senin, 4 April 2022 di Kebumen.
Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, Slamet Purwo mengatakan, Ananda Daffa dikenal baik dan aktif di sekolahnya. Daffa menjadi pengurus OSIS bidang kesenian. Daffa juga sering menjadi panitia disejumlah kegiatan pentas seni yang digelar di sekolah.
“Dia dalam kesehariannya di sekolah tidak nakal,” ungkapnya, Senin (4/4/2022).
Purwo mengatakan, Ananda selain aktif berorganisasi, juga tetap berprestrasi secara akademik.
“Di bidang akademis tetap baik dan berprestasi di dalam kejuaraan,” ungkapnya.
Sedangkan kesehariannya, Purwo menilai Ananda Daffa juga baik dan mudah bergaul dengan teman lainnya. Tidak membedakan teman dan tidak punya musuh baik di sekolah maupun di luar sekolah.
“Orangnya baik, tidak ada musuh di dalam maupun dengan sekolah lain,” imbuh Purwo.
Ayanda Daffa, Madkhan Anis mengaku sudah mengikhlaskan kejadian yang menimpa anaknya. Namun, demi kebaikan bersama, pihaknya meminta pihak berwajib mengusutnya.
Daffa merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Daffa memang memilih meneruskan jenjang SMA di Yogyakarta yang dikenal sebagai Kota Pendidikan.
Ibunda Daffa, Turyani mengungkapkan, Daffa berencana pulang ke Kebumen saat libur akhir Ramadan dan merayakan Lebaran di rumah. Namun, Tuhan berkehendak lain.
Turyani mengatakan, mengenal Daffa sebagai sosok anak yang supel, ramah dan punya solidaritas yang tinggi.
“Dia itu anak yang supel dan humble,” ungkapnya.
Sang ibu juga berharap kasus kekerasan yang dialami anaknya ini tidak terjadi lagi pada yang lainnya.
“Semoga ini kasus yang terakhir. Kasihan, dia lagi cari ilmu dan jauh dari keluarga,” kata Turyani terbata.
(*)