NYATANYA.COM, Jakarta – PT Pindad secara resmi belum pernah menyebut seri Senapan Serbu (SS-3) hingga Juni 2016 silam.
Kala itu, Pindad di Gedung Kementerian Pertahanan RI barulah resmi meluncurkan sosok SS-3 sebagai Designated Marksman Rifle yang mengusung kaliber NATO 7,62 x 51 mm.
Namun sebelumnya, kebanyakan orang kadung mempersepsikan SS-3 sebagai senapan serbu bullpup.
Kilas balik ke Indo Defence 2006, PT Pindad pernah memperkenalkan bentuk senapan serbu yang benar-benar baru, berdesain bullpup dengan magasin di bagian popor layaknya AUG Steyr dan SAR21.
Saat diperlihatkan kepada khalayak, tak dituliskan bahwa senapan serbu tersebut adalah SS-3, yang tertulis dalam label adalah “SS Bullpup”, pun statusnya masih berupa prototipe.
Diperkirakan karena dikenalkan setelah SS-2, kemudian publik kadung menyebutnya sebagai SS-3 Bullpup, atau dikarenakan label proyek senjata ini adalah SS-2000 (SS3-V1).
Dari beberapa sumber disebutkan bahwa perancang SS Bullpup adalah seorang prajurit TNI dari Kopassus, Sertu Ade Kusnadi.
Meski rancangan Ade Kusnadi berhasil membetot pasar, namun sampai saat ini tak ada informasi yang jelas atas kelanjutan program SS Bullpup.
Perancang SS Bullpup kala itu sudah berpikir jauh dengan pengguaan picatinny rail yang dipasang secara kuadrupel (4 sisi); atas, kanan, kiri, serta dibawah handguard sehingga menawarkan akomodasi penggunaan perangkat optik dan aksesori pendukung yang fleksibel.
Sistem pembidik masih standar , model pisir pejera berbentuk carrying handle milik SS-2. Namun tak sulit untuk dipasangkan teropong.
Berkat adannya picatiny rail, penembak dapat menggantinya dengan optik sesuai dengan tuntutan operasi.
Ejection port/lubang keluarnya selongsong peluru dibuat pada kedua sisi, pasalnya untuk menghindarkan operator kidal dari lontaran selongsong panas
Disasar untuk kebutuhan infanteri, SS Bullpup dapat dipasangkan dengan bayonet bawaan SS-1, SS-2, maupun M16 (bayonet m7), sehingga masih bisa digunakan dalam hand to hand combat. (*)