Home / News

Sabtu, 4 Desember 2021 - 20:20 WIB

Status Level II Waspada, Sejarah Panjang Letusan Gunung Semeru

Terkait dengan perkembangan erupsi Gunung Semeru, BNPB mengimbau warga untuk tetap waspada dan siaga dengan memperhatikan rekomendasi yang telah dikeluarkan oleh PVMBG. (Foto: Istimewa)

Terkait dengan perkembangan erupsi Gunung Semeru, BNPB mengimbau warga untuk tetap waspada dan siaga dengan memperhatikan rekomendasi yang telah dikeluarkan oleh PVMBG. (Foto: Istimewa)

NYATANYA.COM, Lumajang – Gunung Semeru yang berada di wilayah Provinsi Jawa Timur mengalami guguran awan panas, pada Sabtu (4/12/2021) sekitar pukul 15.20 WIB.

Material vulkanik terpantau mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang.

Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan, Semeru memiliki catatan panjang sejarah erupsi yang terekam pada 1818. Catatan letusan yang terekam pada 1818 hingga 1913 tidak banyak informasi yang terdokumentasikan.

“Kemudian pada 1941-1942 terekam aktivitas vulkanik dengan durasi panjang,” kata dia dalam keterangan yang diterima InfoPublik, Sabtu (4/12/2021).

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan leleran lava terjadi pada periode 21 September 1941 hingga Februari 1942.

Saat itu, letusan sampai di lereng sebelah timur dengan ketinggian 1.400 hingga 1.775 meter. Material vulkanik hingga menimbun pos pengairan Bantengan.

Selanjutnya beberapa aktivitas vulkanik tercatat beruntun pada 1945, 1946, 1947, 1950, 1951, 1952, 1953, 1954, 1955- 1957, 1958, 1959, 1960.

Tak berhenti sampai di sini, Gunung Semeru termasuk salah satu gunung api aktif yang melanjutkan aktivitas vulkaniknya. Pada 1 Desember 1977, guguran lava menghasilkan awan panas guguran dengan jarak hingga 10 km di Besuk Kembar.

Baca juga   Polri Usut Dugaan Tindak Pidana Penggelapan dan Pencucian Uang Kasus Auto Trade Gold

Volume endapan material vulkanik yang teramati mencapai 6,4 juta m3. Awan panas juga mengarah ke wilayah Besuk Kobokan.

Saat itu, sawah, jembatan dan rumah warga rusak. Aktivitas vulkanik berlanjut dan tercatat pada 1978- 1989.

PVMBG juga mencatat aktivitas vulkanik Gunung Semeru pada 1990, 1992, 1994, 2002, 2004, 2005, 2007 dan 2008.

Pada 2008, tercatat beberapa kali erupsi, yaitu pada rentang 15 Mei hingga 22 Mei 2008. Teramati pada 22 Mei 2008, empat kali guguran awan panas yang mengarah ke wilayah Besuk Kobokan dengan jarak luncur 2.500 meter.

Menurut data PVMBG, aktivitas Gunung Semeru berada di kawah Jonggring Seloko. Kawah ini berada di sisi tenggara puncak Mahameru.

Sedangkan karakter letusannya, Gunung Semeru ini bertipe vulkanian dan strombolian yang terjadi 3 – 4 kali setiap jam.

Karakter letusan vulcanian berupa letusan eksplosif yang dapat menghancurkan kubah dan lidah lava yang telah terbentuk sebelumnya.

Sementara, karakter letusan strombolian biasanya terjadi pembentukan kawan dan lidah lava baru.

Status Level II Waspada

Saat ini Gunung Semeru berada pada status level II atau ‘waspada’ dengan rekomendasi sebagai berikut.

Baca juga   Ibadah Umroh Jemaah Indonesia Segera Dibuka, Ini Upaya Pemerintah

Pertama, masyarakat, pengunjung atau wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak 5 km arah bukaan kawah di sektor tenggara – selatan.

Masyarakat pun diminta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.

Kedua, masyarakat menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi.

Ketiga, perlu diwaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan.

Keempat, mewaspadai ancaman lahar di alur sungai atau lembah yang berhulu di Gunung Semeru, mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk.

Terkait dengan perkembangan erupsi Gunung Semeru, BNPB mengimbau warga untuk tetap waspada dan siaga dengan memperhatikan rekomendasi yang telah dikeluarkan oleh PVMBG. BNPB terus memantau dan melakukan koordinasi dengan BPBD setempat dalam penanganan darurat erupsi.

(*/N1)

Sumber: InfoPublik.id

Share :

Baca Juga

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti. (Foto: dok. InfoPublik)

News

Dinkes DKI Pastikan Varian Omicron Tidak Ditemukan di Jakarta
Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo. (Foto: Divhumas Polri)

News

Kecelakaan Arus Mudik 2022 Turun, Polisi Mencatat Segini Kecelakaan di Jalan Tol dan Non Tol
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama Menteri Koperasi dan UMKM RI, Teten Masduki di Rest Area Heritage KM 260B, Banjaratma, Kabupaten Brebes. Foto: Humas Jateng

News

Rest Area Heritage 260B Dibanjiri UMKM, Menteri Teten: Ini Paling Keren
Usulan Desain Ibu Kota Negara. (Foto: Kementerian PUPR)

News

Dua Tahun Pemerintahan Jokowi-Amin, Komitmen Pemerintah Wujudkan IKN Baru
(ilustrasi:nyatanya.com)

News

DIY Tambah 1.731 Kasus Positif Covid-19
Mohamad Guntur Romli melaporkan dosen yang juga Guru Besar Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Karna Wijaya ke Polda Metro Jaya Senin (18/4/2022). Foto: Istimewa

News

Merasa Terancam, Politikus PSI Laporkan Guru Besar UGM ke Polda Metro Jaya
Presiden Joko Widodo. Foto: BPMI Setpres

News

Awali Pidato Kenegaraan, Jokowi Sebut Indonesia 5 Besar Negara Vaksin Covid-19
Foto: Humas Polri/Tribratanews

News

Berkas Ferdy Sambo Dinyatakan Lengkap, Komitmen Kapolri Tuntaskan Kasus Secara Transparan