NYATANYA.COM, Jakarta – Warna Research Center (WRC) kembali melakukan hasil jajak pendapat tentang warna masyarakat tentang perubahan persepsi dan perilaku memilih masyarakat Indonesia seiring memanasnya atmosfer politik Indonesia jelang memasuki tahun politik 1.
Berdasarkan popularitas diketahui bahwa PDI Perjuangan masih dikenal dan familiar bagi masyarakat dengan kepopularan 90,2 persen.
“Diikuti Partai Golkar dengan kepopuleran sebesar 90.1 persen dan partai Golkar 82,9 persen, PKB 70,9 persen, PKS 67,2 persen, Demokrat 70,8 persen, Nasdem 50,3 persen, PAN 65,8 persen, PPP 70,2 persen, Hanura 30,2 persen, Perindo 29,8 persen, PBB 20,6 persen, Berkarya 19,2 persen, PKPI 10,2 persen, PSI 9,2 persen,“ kata Direktur Eksekutive WRC, Rinjani Dwi dalam rilisnya, Kamis (20/1/2022).
Dari hasil temuan survei Partai Golkar menjadi partai yang tertinggi paling disukai oleh masyarakat dimana 67,3 persen merasa suka dan dekat kepada partai Golkar.
“Selanjutnya disusul oleh Partai Gerindra yang disukai oleh 63,2 persen responden, disusul di urutan ketiga PDI Perjuangan dengan tingkat kesukaan oleh masyarakat sebesar 61,2 persen,” ujarnya.
Kepada 2.435 Responden ketika dilakukan simulasi nama nama Ketum Parpol dengan pertanyaan Jika digelar Pemilihan Presiden hari ini dari 9 nama Ketum Parpol mana yang akan dipilih?
Maka hasilnya Airlangga Hartarto memiliki elektabilitas serta keterpilihan tertinggi dan dianggap sebagai representasi sosok presiden memiliki 24,3 persen.
“Prabowo Subianto 22,5 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 8,3 persen, Zulkifli Hasan 7,4 persen, Surya Paloh 6,5 persen, Megawati Soekarno Putri 6,5 persen, Muhaimin Iskandar 4,7 persen, Ahmad Syaikhu 5,9 persen, Suharso Monoarfa 5,3 persen, dan yang tidak memilih 8,6 persen,” tandasnya.
Tingkat Elektabilitas Airlangga yang tinggi punya korelasi kuat dengan sosok Presiden yang diinginkan masyarakat.
Berdasarkan hasil survei Warna Research Center (WRC), sebanyak 20,4 persen responden memilih sosok capres yang lebih banyak mengunjungi warga dan melihat masalah di lapangan.
Sementara yang menginginkan dan memilih sosok Capres yang dianggap lebih tanggap dalam mengatasi masalah perekonomian masyrakat agar bisa meningkat dari saat sebanyak 70,2 persen, sedangkan sebanyak 9,4 persen dengan alasan lainnya.
(Aja)