NYATANYA.COM, Sleman – Bagi masyarakat kebanyakan, melihat anggrek adalah tanaman lazim yang memamerkan keindahan akan bunganya. Tanaman yang begitu mudah dijumpai hampir disetiap sudut pekarangan kita.
Namun dibalik keindahannya itu, anggrek merupakan simbol kekayaan alam Indonesia. Ribuan spesies anggrek menjadi bukti keberagaman hayati yang dimiliki bangsa ini.
Indonesia menjadi rumah bagi lebih dari 5.000 spesies anggrek, menjadikannya negara kedua setelah Brasil dalam hal keanekaragaman anggrek.
Indonesia mempunyai lebih dari separuh jumlah genus anggrek yang ada di dunia, yaitu sekitar 500 jenis genus dari 800 genus.
Anggrek Astuti Jogja, wadah pemberdayaan anggrek yang berlokasi di Pakem, Sleman, Yogyakarta. (Foto: Agoes Jumianto)
Faktanya, bisnis anggrek di dunia memiliki nilai ekonomi yang signifikan, diperkirakan mencapai miliaran dolar per tahun. Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang paling populer dan banyak
diperdagangkan secara global.
Nilai bisnis anggrek ini dapat dibandingkan dengan industri fashion atau kosmetik, di mana estetika, inovasi, dan tren konsumen memainkan peran kunci dalam pertumbuhan dan kesuksesan pasar.
Berkaca pada hal inilah, Anggrek Astuti Jogja lahir sebagai wadah kreativitas pemberdayaan anggrek yang tidak hanya sekadar menjadikan anggrek sebagai sebuah komoditas perdagangan dan pertanian.
Lebih dari itu, untuk menyelamatkan nilai nasionalis, cultural, artistik, dan estetik dari anggrek yang menjadi simbol kekayaan hayati Indonesia.
“Anggrek Astuti Jogja ada untuk mengidentifikasi kembali budidaya anggrek, menyajikan sudut pandang baru dalam merawatnya,” ujar Hananda Hutami Putri, Founder and Director Anggrek Astuti Jogja.
Ditambahkan Nanda, sapaan akrab Hananda Hutami Putri, anggrek bukan sekadar tanaman, mereka adalah karya seni yang hidup dan menjadi kebanggaan Indonesia.
“Kami mempromosikan Anggrek Indonesia secara global, dan merayakannya sebagai simbol keindahan alam dan warisan budaya yang besar,” tandas Nanda.
Mengundang puluhan wartawan ke rumah Anggrek Astuti Jogja, pada Sabtu 14 September 2024, Nanda menceritakan dengan antusias untuk menumbuhkan apresiasi mendalam terhadap anggrek yang menjadi simbol kekayaan alam Indonesia itu.
Dan untuk pertama kalinya, Anggrek Astuti Jogja menginisiasi pameran instalasi anggrek di Istana Negara Gedung Agung Yogyakarta pada 13-30 Agustus 2024 lalu.
Dengan tema ‘Kehidupan harus terus tumbuh, jika tidak akan mati perlahan dan bersama-sama’, karya instalasi ini menampilkan anggrek-anggrek asli Indonesia dengan pesona keindahannya.
Untuk lebih dekat dan menjangkau masyarakat luas, karya seni instalasi anggrek yang merupakan project bersama Hananda Putri X Anggrek Astuti Jogja dan rekan-rekan penganggrek Yogyakarta itu diboyong di event Vredeburg Fair 10 yang berlangsung 4-29 September di Benteng Vredeburg.
“Masih dengan judul dan misi yang sama, pada kegiatan ini selain menampilkan karya seni instalasi anggrek, kami juga melakukan kegiatan kampanye anggrek di stand pameran,” jelas sambung Dian Setyawan, selaku Manager Anggrek Astuti Jogja.
Anggrek Astuti Jogja melalui aktivitasnya ini berharap, tidak hanya meningkatkan persepsi public terhadap anggrek.
“Lebih dari itu juga memperkuat hubungan manusia dan alam yang pada akhirnya akan memperkaya lanskap budaya kolektif kita,” pungkas Nanda. (N1)