NYATANYA.COM, Yogyakarta – Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X akan merekrut tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas melakukan pendampingan pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah.
Hal tersebut sesuai dengan arahan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Panjaitan, Jumat (23/07) dalam Rakor Evaluasi PPKM Level 4.
Sri Sultan menghadiri Rakor secara daring dari Gedhong Pracimosono, Kompleks Kepatihan didampingi Wagub DIY, KGPAA Paku Alam X, Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji beserta Kepala OPD terkait.
Pada kesempatan tersebut, Ngarsa Dalem juga menambahkan kunjungan nakes pada pasien Covid-19 yang isoman di rumah bertujuan untuk memberikan pengawasan prima terhadap perkembangan kesehatan pasien bersangkutan.
Di sisi lain, upaya ini diharapkan dapat menurunkan angka kematian pasien Covid-19 di DIY yang melakukan isoman. Hal tersebut senada dengan pernyataan Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji yang ditemui wartawan seusai Rakor.
“Karena banyak pasien isoman yang sebetulnya sudah harus dirujuk ke Rumah Sakit ataupun shelter namun masih tetap berada di rumah dan di luar pemantauan. Oleh karena itu, kita akan tugaskan nakes yang nanti akan kita rekrut, yang nanti rekrutmennya dilakukan BNPB, dan akan melakukan kunjungan dari rumah ke rumah pasien isoman,” ujarnya.
Aji menambahkan bahwa perekrutan nakes ini akan bekerjasama dengan para Dekan Fakultas Kedokteran Universitas yang ada di wilayah DIY.
“Kita akan minta bantuan barangkali nanti bisa menerjunkan calon-calon dokter yang sudah siap untuk memantau pasien isoman yang berada di rumah,” tukasnya.
Upaya lain yang akan ditempuh adalah mengoptimalkan dukungan dari Jaga Warga dan kearifan lokal masyarakat dan satgas kelurahan atau kapanewon. Dukungan yang dapat diberikan misalnya sosial ekonomi, logistik (makanan) dari pilantropi dan masyarakat, serta membuat sistem pendampingan isoman oleh satgas kelurahan. Peran babinsa dan babinkamtibmas juga perlu ditingkatkan dalam melakukan pendataan serta aktif bekerjasama dengan satgas Covid-19 di tingkat desa.
Adapun terkait dengan masih cukup banyaknya pasien Covid-19 yang melakukan isoman di rumah, Pemda DIY juga akan menambah fasilitas karantina/shelter yang berada di wilayah DIY. Direncanakan terdapat 7 lokasi yang akan difungsikan sebagai tempat karantina/shelter dengan total daya tampung mencapai 1.026 orang. Beberapa diantaranya adalah Wisma Mahasiswa UGM, Asrama Mahasiswa UNY, dan Balai Diklat PUPR Ngeksigondo.
Selain itu, Aji juga menuturkan bahwa Pemda DIY akan meningkatkan upaya untuk melakukan 3t (Tracing, testing, dan treatment) dengan menggunakan aplikasi.
“Ini tadi disepakati satu aplikasi yang akan digunakan untuk tracing dan akan segera dilakukan pelatihan bagi tracer yang ada di lapangan dengan cara digital. Sehingga kita harapkan, digitalisasi pada tracing ini bisa mempermudah dan mempercepat serta tingkat akurasi pemantauan pasien isoman,” jelas Aji.
Adapun selama masa pemberlakukan PPKM Darurat, tingkat 3T di DIY meningkat secara bertahap. Bahkan per 13 Juli-22 Juli 2021 jumlah testing dalam sehari sudah melampaui target minimal testing harian yang ditetapkan Kementerian Kesehatan RI sebesar 7.412 tes. Dalam rentang tersebut, jumlah orang yang dites mencapai angka tertinggi pada 14 Juli 2021 sebanyak 10.559 orang.
Sementara, terkait dengan mobilitas masyarakat, berdasarkan data yang tercatat pada Google Mobility hingga Senin (19/07), tingkat mobilitas masyarakat yang masih cukup tinggi berada di wilayah residensial sebesar 19%. Hal ini disebabkan bahwa aktivitas masyarakat selama pemberlakukan PPKM beralih di sekitar rumah masing-masing.
“Bapak Gubernur tadi menyampaikan agar kita selalu sosialisasikan soal ini. Kalau untuk mobilitas di perkotaan di jalan-jalan ini sudah cukup berkurang banyak tetapi justru mobilitas yang terjadi permukiman ini menjadi lebih banyak jadi ini yang harus menjadi perhatian kita,” urai Baskara Aji. (*)