NYATANYA.COM, Jakarta – Sebagai langkah antisipatif untuk menekan angka kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA), salah satunya dengan mendatangkan ratusan vial obat Antidotum (penawar) Fomepizole injeksi.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Muhammad Syahril, saat konferensi pers Selasa (1/11/2022) mengatakan obat itu didatangkan dari Singapura, Australia, Kanada, dan Jepang
“Sebanyak 146 vial sudah disebarkan ke 17 rumah sakit (RS) di 11 provinsi. Sementara 100 vial disimpan sebagai stok di instalasi farmasi pusat,” kata Syahril.
RS yang sudah mendapatkan distribusi Fomepizole yaitu RSUD Zainoel Abidin Aceh, RSUP Prof Dr. I.G.N.G. Ngoerah, Bali, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, RSAB Harapan Kita, RSUP Fatmawati, dan RSCM Jakarta, RSUP Hasan Sadikin, RSUD Dr. Hafiz dan RSU Hermina Mekarsari, Jawa Barat, RSUD Bangli dan RSUD Dr. Saiful Anwar, Jawa Timur.
Kemudian RSUD Dr. Soedarso Pontianak, Kalimantan Barat; RSUD Kuala Pembuang, Kalimantan Tengah; RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Sulawesi Selatan; RSUP Dr. M Djamil, Sumatera Barat; RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, Sumatera Selatan; dan RSUP H. Adam Malik, Sumatera Utara.
Upaya lain adalah dengan dikeluarkannya petunjuk penggunaan obat sirup kepada anak dalam rangka pencegahan peningkatan kasus GGAPA No. HK.02.02/III/3515/2022 pada 24 Oktober 2022 yang ditujukan kepada seluruh dinas kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan organisasi profesi kesehatan.
Terbaru, pada 26 Oktober 2022, Kemenkes juga sudah melakukan pembaharuan Keputusan Dirjen Layanan Kesehatan tentang Tata laksana GGAPA Pada Anak di Rumah Sakit No. HK.02.02/III/3542/2022, dengan ditambahkan tatalaksana pemberian Fomepizole.
Syahril menekankan bahwa dukungan seluruh pihak juga sangat menentukan keberhasilan penanganan GGAPA di Indonesia.
“Diharapkan semua pihak untuk dapat bersinergi dan berkolaborasi untuk menyelamatkan nyawa anak Indonesia sebagai prioritas utama. Tujuan kita adalah demi kesehatan masa depan anak anak kita,” Syahril.
(*/N1)