NYATANYA.COM, Surabaya – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Surabaya, menyebut Siswi yang sengaja meloncat dari lantai 2 gedung sekolah SMPN 1 Surabaya sering dimarahi orangtuanya lantaran berpacaran.
Hal itu membuat Siswi itu merasa mendapatkan tekanan dari orangtuanya. Sehingga, harus putus dengan pacarnya.
“Putus sama pacarnya, tekanan mental, sering dimarahi karena pacaran,” kata Kepala DP3A Surabaya, Tomi Ardiyanto, saat dihubungi, Jumat (25/11/2022) dikutip dari selalu.id.
Tomi mengatakan, rencananya Pemkot Surabaya akan membawa siswi tersebut ke shelter anak perempuan untuk mendapatkan pendampingan. Pihaknya pun sudah mendapatkan persetujuan dari orangtua siswi.
“Rencana jika sudah boleh meninggalkan RS akan kami tempatkan sementara di Selter rumah aman anak perempuan,” ujarnya
“Gak ada tekanan klien ditempatkan di Selter. Tapi jika situasi lingkungan keluarga kurang mendukung untuk proses penyembuhan psikis memang kita arahkan si anak ini untuk tinggal di rumah aman Shelter perempuan,” lanjutnya.
Saat ini, Tomi menambahkan, pihaknya masih belum bisa memastikan kapan siswi dibawa ke Shelter. Mengingat, kondisi siswi tersebut masih perlu perawatan medis.
“Disamping itu ada beberapa kondisi terkini yakni, untuk BPJS, di RS manapun tidak mengcover biaya pengobatan atas kejadian yang dilakukan dengan sengaja. Biaya selama pengobatan awal di RS Soewandhi menggunakan Umum, dan ditanggung oleh pihak sekolah,” jelasnya.
“Keluarga korban menginginkan dirawat di RSAL dr Ramelan, karena mempunyai asuransi mengingat ayahnya merupakan TNI AL yang bertugas di Sorong Papua. Sekarang sedang proses pemindahan klien ke RSAL Ramelan,” pungkasnya.
(Ade/SL1/N1)