NYATANYA.COM, Surabaya – Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan 17 nomor urut partai peserta Pemilu 2024, pada Rabu (14/12/2022) lalu. Menariknya, ada tiga partai baru yang ikut ambil bagian manjadi peserta Pemilu 2024.
Tiga partai baru tersebut adalah Partai Buruh, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), dan Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora).
Pengamat Politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surkohim Abdussalam menyebut, pada ketiga partai baru atau wajah-wajah baru yang hadir harus mulai mengejar momentum, memuluskan langkah lolos ke parlemen.
“Jalan partai-partai baru terjal, butuh usaha ekstra keras menembus dan lolos parlemen. Menurut saya, sekarang ini partai baru kemungkinan lolos, pertama memang punya momentum,” kata Surokim, Jumat (16/2/2022) dikutip dari selalu.id.
Masuknya dalam Pemilu 2024, partai-partai baru tersebut harus menjawab tantangan besar. Mereka harus mampu meraih simpati publik dengan menghadirkan suatu hal berbeda dari kebanyakan partai peserta lainnya.
“Itu yang harus bisa dijawab oleh partai baru agar mendapatkan perhatian. Kalau sudah itu, akan dikenal dan tentu punya sikap memilih,” ujarnya.
Lebih lanjut Suokim menjelaskan, terdapat dua hal yang bisa memunculkan peluang bari para peserta baru untuk mendapatkan momentum di Pemilu 2024, yakni swing voters dan undecided voters.
“Nah, momentum itu yang sering datang dulu karena situasi politik sekarang ini menurut saya dalam situasi mungkin tidak terlalu bergejolak, situasi normal-normal saja,” jelasnya.
Meski begitu, partai yang baru menjadi peserta baru pada Pemilu 2024 dirasanya belum memiliki positioning yang cukup kuat dalam hal meyakinkan pemilih.
“Jadi, itu yang kemudian partai baru itu enggak boleh santai. Bahwa 4 persen (parliamentary thershold,) dari jumlah pemilih yang beragam, demikian heterogen dan memang butuh ekstra keras. Makanya, saya sebut jalan terjal itu tadi,” tuturnya.
Kemudian, menurutnya, situasi yang tidak menguntungkan untuk partai-partai baru tersebut untuk mendapatkam momentum itu.
“Untuk mendapatkan perhatian terutama dari publik, mendapatkan simpati publik, untuk publik mendapatkan harapan bahwa partai ini memiliki sesuatu yang layak didukung, itu yang sampai sekarang ini belum dapat momentumnya,” pungkasnya.
(*/N1)