NYATANYA.COM, Magelang – Mendengar kata Tumpeng, pasti yang terbayang di benak anda adalah segunungan nasi kuning dengan berbagai suguhan lauk pauk lengkap. Tumpeng biasanya disajikan saat momen syukuran atas banyak hal di sekitar kita.
Tapi kalau Tumpeng yang satu ini, berbeda. Namanya Tumpeng Menoreh, menawarkan suguhan pemandangan alam dengan view perbukitan Menoreh yang sungguh indah.
Tumpeng diibaratkan ekspresi rasa syukur yang bisa dinikmati banyak orang, termasuk warga setempat. Karena kehadiran Tumpeng Menoreh dirasakan berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi warga setempat.
Objek wisata yang diberi nama Tumpeng Menoreh ini terletak di lereng bukit Menoreh, tepatnya di Desa Ngargoretno Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang.
Konsep awalnya adalah restoran yang menyatu dengan alam. Semua menu masakan yang disuguhkan merupakan hasil olahan warga setempat. Begitu juga dengan beragam potensi yang ditampilkan di sana, seperti kopi, teh, jamu seduh, susu etawa, gula semut, dan masih banyak lagi. Semuanya merupakan produk UMKM yang dikembangkan di sekitar Tumpeng Menoreh.
Pengelola Tumpeng Menoreh dari BUMDes Argo Inten, Wahyu Aji Wibowo Arifin menuturkan objek wisata ini dikelola BUMDes Argo Inten Ngargoretno serta melibatkan masyarakat desa sebagai karyawan dan juga vendor.
Masakan yang ada di prasmanan Resto Tumpeng Menoreh dibuat oleh ibu-ibu warga sekitar yang punya menu andalan. Awalnya menu mereka diseleksi, dikurasi kualitas dan rasanya.
“Di awal waktu mau buka Tumpeng Menoreh kita nge-hire (mengundang) chef dari Semarang terus kita panggil ibu-ibu yang merasa bisa masak kita panggil ke sini buat nunjukin menu-menu andalan mereka. Habis itu terus diseleksi chef Semarang ini dari rasanya, kualitasnya, dan tiap hari juga tetap kita kurasi lagi kelayakannya. Jadi ada konsistensinya masakan itu tetap terjaga gitu,” cerita Wahyu Aji.
Beragam menu makanan tersebut setiap pagi diantar oleh ibu-ibu sekitar yang sudah lolos seleksi. Masing-masing harus memasak menu yang sama setiap hari karena rasa dan kualitasnya sudah diuji sebelumnya.
“Anaknya atau suaminya gitu biasanya yang ngantar. Display tiap pagi, kalau weekend malah bisa sampai pagi nanti ngisi stok, siang restok, sore restok lagi sampai 3 kali,” ungkapnya.
Ada belasan menu tersedia di Tumpeng Menoreh. Pengunjung bisa healing sambil menikmati menu andalan di sini. Ada garang asem dan ayam madu wijen yang jadi menu favorit Tumpeng Menoreh. Total ada 21 karyawan yang mengelola Tumpeng Menoreh, termasuk barista lokal yang sudah tersertifikasi.
Jalur Cukup Ekstrim
Perjalanan menuju Tumpeng Menoreh cukup ekstrim karena memang letaknya ada di ketinggian 900 mdpl. Ada tiga rute yang bisa dipilih, pertama, melalui Suroloyo lewat Pasar Jagalan. Kemudian bisa juga melalui Desa Ngargoretno, Salaman.
“Tapi itu jalurnya cuma bisa dilewati jeep offroad 4×4, atau ojek. Ojeknya juga akamsi (anak kampung sini) yang harus sertifikasi lewat BUMDes juga. Jadi sudah tahu medan, kendaraan juga sudah kita cek kelayakannya. Jadi aman. Kalau umum, mau kendaraannya sampai sini paling aman lewat Samigaluh (Kulonprogo). Itu paling aman,” kata Aji.
Sebelum menuju Tumpeng Menoreh, pastikan kondisi kendaraan anda fit karena akan ada sejumlah medan sempit, berkelok dan menanjak cukup tajam. Jika naik motor, sebaiknya hindari motor matic.
Untuk mncapai resto Tumpeng Menoreh ada sejumlah anak tangga yang harus dilewati, dan ada beberapa yang cukup tinggi dan curam.
Tapi jangan khawatir, pengelola Tumpeng Menoreh menyediakan lift khusus untuk pengunjung, terutama lansia dan ibu hamil agar tetap bisa menikmati indahnya view di Tumpeng Menoreh sambil mencicipi hangatnya kopi khas di sana.
“(Lift) itu maksimal (bisa mengangkut) 3 orang, untuk safety. Bobotnya sekitar 200-an (kg) masih bisa sih. Sebenarnya lebih tapi kita jaga sampai segitu (bobot maksimalnya). Jadi kita imbaunya maksimal sekitar 3 orang,” terang Aji.
Digagas Erix Soekamti
Hadirnya Tumpeng Menoreh diinisiasi oleh musisi Erix, vokalis grup band Endank Soekamti. Awal mula Erix sedang touring naik motornya. Lalu sampai di sini ia terpesona dengan keindahan alam perbukitan Menoreh. Ia pun menemui Kepala Desa dan BUMDes Argo Inten Ngargoretno.
“Terus ngbrol sama pemerintah desa setempat. Sama Pak Kades dan dari bumdesnya juga. Ngobrol-ngobrol bikin konsep wisata Tumpeng Menoreh ini,” kisah Aji.
Untuk masuk ke Resto Tumpeng Menoreh, pengunjung harus membayar tiket Rp50.000. Pengunjung akan mendapatkan voucher yang bisa ditukarkan makanan dan minuman senilai Rp25.000.
(N1)