Home / Panggung

Selasa, 23 November 2021 - 16:18 WIB

Usung Tema “Gemati”, Pekan Budaya Difabel Digelar Hybrid

Ketua Pekan Budaya Difabel 2021, Broto Wijayanto dan Dra Purwiati, Kepala Seksi Seni Dinas Kebudayaan DIY dalam jumpa pers, Selasa (23/11/2021). (Foto: Agoes Jumianto)

Ketua Pekan Budaya Difabel 2021, Broto Wijayanto dan Dra Purwiati, Kepala Seksi Seni Dinas Kebudayaan DIY dalam jumpa pers, Selasa (23/11/2021). (Foto: Agoes Jumianto)

NYATANYA.COM, Yogyakarta – Ditengah pandemi Covid-19 yang masih belum usai, Pekan Budaya Difabel (PBD) kembali hadir secara hybrid, 28 November – 3 Desember 2021 dengan tema “Gemati”.

Dalam Bahasa Jawa Gemati yang berarti pengertian yang tulus, alias sayang banget. Dalam PBD 2021, tema Gemati dipilih karena rasa ini penting dalam relasi manusia dan sejalan dengan gagasan inklusif dalam isu disabilitas.

Gemati memperkuat hubungan. Gemati adalah saling paham, menyesuaikan, dan menata rasa, tidak hanya antar difabel tetapi juga dengan non difabel.

Hal ini dikatakan Broto Wijayanto, ketua acara PBD 2021 dalam jumpa media yang digelar di Pendapa Dinas Kebudayaan DIY, Selasa (23/11/2021).

“Dengan Gemati, kita menjadi mau dan mampu membangun sinergi dan kolaborasi dua arah dalam ekosistem inklusi. Masyarakat inklusi yang harmonis akan tercipta. Dengan pendekatan kebudayaan, PBD 2021 memberikan ruang interaksi dan relasi bagi difabel dan juga non-difabel untuk memupuk gemati dalam diri masing-masing. Gemati, digegem nganggo ati, dan digegem kanti ngati-ati,” papar Broto.

Dinas Kebudayaan DIY melalui Dana Keistimewaan menggelar acara ini sebagai upaya membangun sinergi dan terus memberi manfaat khususnya bagi masyarakat inkklusi sehingga memberikan dampak positif.

Mewakili Kepala Dinas Kebudayaan DIY, dalam kesempatan yang sama Dra. Purwiati, Kepala Seksi Seni menjelaskan, Dinas Kebudayaan sangat mendukung PBD 2021.

Baca juga   Kunjungi Museum Benteng Vredeburg, Wapres: Museum Sarana Pendidikan Karakter Generasi Muda

“Sejak 2019 sampai sekarang Pekan Budaya Difabel digelar, Dinas Kebudayaan hadir untuk mendukung kegiatan yang sebelumnya bernama Jambore Difabel. Dan tahun ini adalah perhelatan yang ketiga Pekan Budaya Difabel,” ujar Purwiati.

Sejumlah agenda disiapkan untuk mendukung pelaksanaan PBD 2021, mulai dari workshop Gemati Pitutur yang sudah berlangsung 13-18 November 2021. Dimana dalam workshop keterampilan bagi pendamping disabilitas diselenggarakan di 5 kabupaten dan kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

“Workshop ini ditujukan untuk memberikan pembekalan bagi para pendamping di setiap daerah agar pelayanan mereka bagi terwujudnya masyarakat inklusi semakin memberikan dampak positif,” tambah Broto.

Workshop yang dilakukan tim PBD Yogyakarta meliputi pelatihan membuat Eco Print, Makanan Bersertifikasi, Pengasuhan Difabel, Belajar Bahasa Isyarat, Parenting untuk Disabilitas, Kewirausahaan dan Motivasi, Budidaya Lele dalam Ember,dan Bagaimana Berinteraksi dengan Difabel.

Ada pula talkshow Gemati Wicara yang digelar 21 dan 28 November dikemas dalam balutan acara Angkringan di TVRI Stasiun Yogyakarta dan Dialog Budaya, 26 November dan 3 Desember 2021 juga live di TVRI Yogya pukul 17.00 WIB.

Gemati Hasta Karya (Pameran) juga digelar pada Pameran Produk yang di Langenarjan pada 29 November – 3 Desember 2021. Secara daring maupun luring, pengunjung dapat menyaksikan karya komunitas difabel
Yogyakarta.

Baca juga   Prajurit dan PNS Korem 072/Pamungkas Ikuti Launching Aplikasi ETWPAD

Pentas Gemati Krida Budaya, 3 Desemeber 2021 yang menampilkan beberapa karya pertunjukan dari komunitas inklusif yang melibatkan difabel dan non difabel.

Pertunjukan mencakup banyak bidang kesenian seperti tari, musik, atau teater. Karya-karya akan ditampilkan dalam beberapa kesempatan, yakni sebagai pembukaan talkshow, pembukaan pameran, serta saat pameran produk berlangsung.

Sebuah karya operet yang melibatkan difabel dan non-difabel juga akan digelar dalam Pekan Budaya Difabel 2021. Proses operet disutradarai oleh seniman peran/teater Broto Wijayanto, dan dapat disaksikan secara daring, serta mengikuti protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19.

Gemati Pustaka (Buku) pada 28 November 2021, berupa relasi dan interaksi dalam proses kolaborasi serta pendampingan bagi teman-teman difabel akan dicatat, ditulis, dan didokumentasikan oleh Kusen Alipah Hadi untuk mendeskripsikan dinamika yang terjadi dan selanjutnya menjadi panduan bagi masyarakat secara lebih luas. Sekaligus menjadi penutup rangkaian acara Pekan Budaya Difabel 2021.

“Pekan Budaya Difabel digelar di Ramayana Ballet Purawisata dan Kafe Susu Tuli (Kasuli) Jalan Langenarjan Lor Panembahan Yogyakarta,” pungkas Broto Wijayanto.

(Aja)

Share :

Baca Juga

Pameran Tugas Akhir Privat Memori yang Sri Lestari. Foto: Dok. DKV ISI

Panggung

Mengenal Tenun Kalimantan Barat Lewat Pameran Privat TA Mahasiswa DKV ISI Surakarta
Meet & Greet film Nagih Janji Cinta di kompleks SCH. Foto: Ist

Panggung

Meet and Greet Bintang Film “Nagih Janji Cinta”, Ngajak Baper di Tanggal 8 Desember
Jane Shalimar. (Foto:nyatanya.com/Instagram @janeshalimar_1)

Panggung

Setelah Berjuang Melawan Covid-19, Jane Shalimar Meninggal Pagi Tadi

Panggung

FKY 2021 “Mereka Rekam” Digelar Full Daring Mulai 16 September 2021
Komunitas pecinta group band legendaris The Beatles di Yogyakarta menggelar kopdar dan syawalan, Minggu (29/5/2022) malam. Foto: Dok.JBC

Panggung

Komunitas Pecinta The Beatles Yogya Gelar Kopdar dan Syawalan, Ini Cerita Kemeriahannya
Koes Hendratmo dan Aprilia Puspitawati (Foto: www.instagram.com/p/B8bs7NpgRpI/)

Panggung

Koes Hendratmo ‘Berpacu Dalam Melodi’ Meninggal Dunia
Talk show "Peran Seni Budaya Dalam Memberantas Kejahatan Jalanan" yang dipandu Akhir Lusono. (Foto: Istimewa)

Panggung

Malam Seribu Bulan LSBO PWM DIY, Seni Budaya Jadi Salah Satu Solusi Cegah Klithih
Foto: Instagram @tasyarosmalaofficial

Panggung

So Sweet, Pedangdut Tasya Rosmala Dilamar Artis FTV Saat Ultah