Home / Wisata

Selasa, 5 Juli 2022 - 11:32 WIB

Wacana Tiket Terusan Wisatawan di TN Komodo Rp3.750.000 Masih Tahap Pembahasan

Foto: Dok. Birkom Kemenparekraf

Foto: Dok. Birkom Kemenparekraf

NYATANYA.COM, Jakarta – Wacana tiket terusan seharga Rp3.750.000 bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Taman Nasional (TN) Komodo dan berlaku selama satu tahun, sampai saat ini masih dalam tahap pembahasan.

Hal itu diungkapkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahudin Uno, dalam “Weekly Press Briefing” yang berlangsung secara hybrid di Gedung Sapta Pesona, Senin (4/7/2022)

“Terkait wacana tiket terusan Taman Nasional Komodo sebesar Rp3,7 juta per tahun, sampai saat ini belum ada pembahasan di lintas kementerian/lembaga. Ini baru sebuah wacana,” kata Menparekraf Sandiaga, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik, Selasa (5/7/2022).

Ia mengatakan wacana itu merupakan upaya untuk menjaga keberlangsungan dari aspek konservasi lingkungan di TN Komodo.

Menparekraf Sandiaga mengatakan pihaknya akan melakukan koordinasi intensif agar nantinya keputusan yang diambil merupakan kebijakan yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu.

Selain mengutamakan nilai-nilai konservasi dan keberlanjutan lingkungan, tapi juga agar pariwisata dapat memberikan dampak yang maksimal terhadap ekonomi masyarakat.

“Pertama-tama kita harus mengutamakan konservasi, bagaimana menjaga keberlanjutan dari Taman Nasional Komodo ini berarti harus ada pembatasan dari kunjungan wisatawan. Karena kunjungan wisatawan itu akan menambah beban sementara carrying capacity atau daya dukung sangat terbatas. Oleh karena itu kami sekarang akan terus berkoordinasi lintas kementerian/lembaga untuk membantu proses pengambilan keputusan kajian tersebut,” kata Menparekraf Sandiaga.

Baca juga   Menparekraf Berharap "Santripreneur Award" Jadi Pioner Pengembangan Kewirausahaan Indonesia

Kemenparekraf bersama kementerian/lembaga dikatakannya juga akan secara maksimal mengembangkan destinasi-destinasi lain yang ada di Labuan Bajo sehingga kunjungan wisatawan dapat tersebar ke destinasi-destinasi lain.

Seperti Waerebo yang merupakan salah satu desa wisata terbaik juga wisata kuliner yang sangat menarik di salah satu destinasi super prioritas itu.

“Apalagi tahun depan dan tahun ini sebenarnya Labuan Bajo menjadi host dari begitu banyak event berskala dunia, termasuk ASEAN Summit. Kita harus membangun daya tarik-daya tarik wisata lainnya yang ada di luar Taman Nasional Komodo,” kata Sandiaga.

“Presiden juga akan meresmikan waterfront yang akan punya satu daya tarik unik yaitu menatap matahari terbenam tanpa harus pergi ke Taman Nasional Komodo. Jadi ini adalah destinasi-destinasi alternatif,” kata Menparekraf Sandiaga.

Menparekraf Sandiaga optimistis, dengan potensi alam dan budaya serta ekonomi kreatif yang dimiliki Labuan Bajo, apapun keputusan yang diambil nantinya, Labuan Bajo akan tetap menjadi destinasi liburan yang menghadirkan peluang usaha dan lapangan kerja yang luas untuk masyarakat di Nusa Tenggara Timur secara khusus.

Baca juga   Tarif Masuk Candi Borobudur Ditunda, Kelestarian dan Keberlanjutan Jadi Aspek Penting

Terkait kecelakaan kapal wisata di Labuan Bajo beberapa waktu lalu, Menparekraf Sandiaga kembali menyampaikan duka cita dan keprihatinan yang mendalam bagi keluarga korban.

Melalui Badan Pariwisata Otorita Labuan Bajo Flores, Kemenparekraf dikatakan Sandiaga telah menindaklanjuti peristiwa tersebut dengan mengunjungi korban dan memenuhi asuransinya.

“Namun yang terpenting adalah kami mengecek kembali kesiapan armada kapal dan evaluasi kesiapan layanan kapal secara khusus dimana aspek CHSE jadi faktor utama,” kata Menparekraf Sandiaga.

Ia mengapresiasi dukungan dari seluruh pihak terkait yang selalu siap sedia untuk berkolaborasi.

“Ini tugas kita bersama, bagaimana sertifikasi CHSE ke depan harus didapatkan wisatawan dengan baik. Mulai dari mereka mendarat di Labuan Bajo dan mereka pulang. Saya menyebutnya end to end dan 360 derajat CHSE,” ujar Menparekraf Sandiaga.

(PYE/N1)

Sumber: InfoPublik.id

Share :

Baca Juga

Foto: Humas Pemkot Yogya

Wisata

Miliki Daya Tarik, Wisata Sungai Kian Dilirik
Selain untuk suplai oksigen dan kebutuhan dekorasi, tanaman hias tersebut juga dijual untuk menambah inkam masyarakat. (Foto: dokumentasi pribadi)

Wisata

Sejuta Bunga Kali Code, Upaya Alternatif saat Pandemi
Hotel Meruorah Komodo Labuan Bajo, hotel bintang lima yang mengusung kearifan lokal Nusa Tenggara Timur. (Foto:InfoPublik.id)

Wisata

Hotel Meruorah Komodo Siap Dukung G20 dan Asean Summit 2023
Kerajinan miniatur patung bregodo berbahan fiber ini merupakan cinderamata khas Kampung Sosromenduran. (Foto: Humas Pemkot Yogya)

Wisata

Melihat dari Dekat Kerajinan Miniatur Bregodo Khas Sosronenduran
Foto: Amiriyandi/InfoPublik

Wisata

Keindahan Alam dan Budaya Membuat Delegasi Sherpa G20 Betah Berlama-lama di Labuan Bajo
Festival Van Der Wijck 2022 berlangsung di Padukuhan Tangisan, Kalurahan Banyurejo, Kapanewon Tempel, Sabtu (19/3/2022). (Foto:Humas Sleman)

Wisata

Festival Van Der Wijck 2022 Digelar untuk Mangayubagyo Jumeneng Tinggalan Dalem Sri Sultan HB X
Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti bersama Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mendampingi Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X meninjau kawasan Malioboro guna memastikan tidak ada lagi Pedagang Kaki Lima (PKL) di sepanjang kawasan tersebut. (Foto: Humas Pemkot Yogya)

Wisata

Tingkatkan Kenyamanan Bagi Wisatawan, Malioboro Akan Terus Dipercantik
Dirut Ketep Pass menerima sertifikat CHSE dan I Do Care di kantornya. (Foto:Humas/beritamagelang)

Wisata

Objek Wisata Ketep Pass Resmi Tersertifikasi CHSE dan I do Care