Home / News

Senin, 4 April 2022 - 11:00 WIB

Warga DIY Diimbau Waspada Cuaca Ekstrem pada Periode Maret – Mei 2022

Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta BMKG, Warjono. (Foto: MC Kab.Sleman)

Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta BMKG, Warjono. (Foto: MC Kab.Sleman)

NYATANYA.COM, Sleman – Saat ini seluruh wilayah DIY termasuk wilayah Kabupaten Sleman, masuk dalam periode musim peralihan (pancaroba) yang diperkirakan berlangsung antara bulan Maret hingga Mei 2022.

Perlu diwaspadai bahwa di musim ini terdapat peningkatan potensi terjadinya bencana hidrometeorologi atau cuaca ekstrem seperti hujan es, angin kencang, angin puting beliung, dan hujan lebat yang muncul pada saat musim peralihan atau pancaroba, dimana potensinya ini lebih besar dari musim hujan.

Terkait dengan hal itu, wilayah Kabupaten Sleman termasuk area yang dilanda cuaca ekstrem. Lokasi Kabupaten Sleman yang berada di lereng gunung Merapi menjadikannya sebagai wilayah yang mendukung untuk tumbuh dan berkembangnya awan konvektif seperti Cumulunimbus.

Awan tersebut akan menimbulkan hujan disertai dengan angin kencang, bahkan dapat menimbulkan hujan lebat disertai es.

Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta BMKG, Warjono, mengatakan BMKG telah merilis peringatan dini terhadap cuaca ekstrim disaat musim pancaroba.

Hal ini dikarenakan pada musim tersebut, awan konvektif lebih banyak terjadi di masa pancaroba. Awan yang berada disebelah kanan dan kiri gunung Merapi bersifat sangat ekstrim lalu tertiup angin dan memasuki wilayah Sleman.

Sedangkan kondisi Sleman yang didominasi oleh perkotaan yang suhunya lebih sehingga tekanan udaranya lebih rendah, menyebabkan awan konvektif yang masuk akan menimbulkan hujan berserta angin kencang.

“Di wilayah Sleman dan kota kondisinya lebih hangat sehingga tekanan udaranya lebih rendah, awan(konvektif)ini akan bergerak masuk ke wilayah kita (Sleman) dengan membawa sifat hujan yang ditimbulkan oleh awan konvektif tersebut berupa hujan lebat disertai angin kencang bahkan bisa terjadi hujan es. Itu ciri-cirinya seperti munculnya awan yang menjulang tinggi sekitar jam 10 di barat Sleman, perlu diwaspadai seperti penampakan tersebut, siang menjelang sore akan terjadi hujan lebat disertai angin kencang petir bahkan Es, karena memang pola pergerakanya di wilayah Sleman seperti itu,” ujarnya dalam jumpa pers di RR Sembada Setda Kabupaten Sleman, pada Jumat (1/4/2022) lalu.

Di musim pancaroba ini angin akan bertiup kencang, ditambah dengan hujan lebat yang berdurasi pendek namun disertai dengan angin serta petir. Kondisi demikian terjadi paling lama sekitar 2 jam.

Sedangkan durasi angin yang bertiup bersama hujan sekitar 15 menit. Dampak yang dibawa oleh hujan berdurasi singkat tapi deras di Kabupaten Sleman berimbas pada ketidakmampuan selokan atau irigasi untuk menampung debit air hujan. Hal ini yang kemudian menyebabkan munculnya genangan air walaupun sifatnya tidak lama.

“Itu yang perlu diwaspadai, ketika melihat ciri-ciri seperti itu umumnya cenderung akan membawa angin kencang, kemudian hujannya juga lebat walaupun tidak lama. Paling lama 2 jam, tapi jarang sampai terjadi 2 jam. Kalaupun ada angin paling 15 menit anginnya,” sambungnya.

Baca juga   Pasca Puting Beliung, Pemkab Temanggung Identifikasi Kerugian dan Penanganan

Prakiraan awal musim kemarau di wilayah DIY termasuk di Kabupaten Sleman terjadi mulai Dasarian II April – Dasarian I Juni 2022, sedangkan prakiraan akhir musim kemarau di wilayah DIY terjadi mulai Dasarian II September – Dasarian III Oktober 2022. Sementara untuk Kabupaten Sleman akhir musim kemarau terjadi mulai Dasarian I – III Oktober 2022.

Selanjutnya selain hujan lebat, hujan es, serta petir, cuaca ekstrim yang terjadi dan dapat dirasakan masyarakat ialah banjir, angin kencang hingga puting beliung yang menyebabkan pohon dan baliho tumbang.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman, Makwan, menerangkan bahwa cuaca ekstrim ini juga menimbulkan banjir. Penyebabnya adalah curah hujan tinggi, namun terdapat pembendungan di bagian hilir, sehingga tanggul sungai tidak mampu menampug debit air yang terus bertambah. Hal ini kemudian menyebabkan banjir yang menggenangi 60 hektar sawah serta perkampungan warga, seperti yang terjadi di Prambanan beberapa waktu lalu.

“Di awal-awal alirannya lancar, namun setelah ada rumpun bambu yang ada di tepi sungai. Kemudian hujan deras dan rumpun bambu tersebut ambruk atau longsor, kemudian menutupi aliran sungai yang menimbulkan pembendungan di hilir akibat dari rumpun bambu. Yang terjadi adalah kenaikan permukaan air, sehingga dome yang sudah ada pengaman tanggulnya atau kanalnya, harapannya sudah diantisipasi untuk mitigasinya sebenarnya. Tapi sekali lagi karena hujannya deras dan ada pembendungan di hilir, sehingga hampir 60 hekar persawahan dan perkampungan itu tergenang oleh air,” jelasnya.

Selain itu persoalan pohon tumbang juga sering terjadi di Kabupaten Sleman pada musim pancaroba seperti ini. Pohon yang roboh biasanya mengalami pelapukan di bagian batang, dan tak jarang pohon tersebut jatuh menimpa jaringan listrik. Tercatat diawal tahun ini sebanyak hampir 200 pohon tumbang di wilayah Sleman.

“Nah persoalan pohon tumbang ini terjadi terus-menerus dan dampaknya nanti akan menimpa jaringan listrik. Nah yang paling dirasakan itu jika jaringan listrik tersebut mati. Seperti yang terjadi kemarin, jaringan listrik mati hingga 6 jam lebih. Pohon-pohon tumbang yang ada di jalan ini biasanya banyak pelapukan didahannya. Catatan kami (BPBD) hampir 200 batang pohon tumbang,” Jelasnya.

Terkait dengan beragam dampak dari cuaca ekstrim diatas, hingga saat ini BPBD terus berupaya menanganinya. Kasus banjir di daerah Prambanan misalnya, BPBD melakukan evakuasi rumpun bambu yang mengganggu di sungai Sumberharjo, dengan menurunkan alat berat untuk membersihkannya.

Baca juga   Kasus Penganiayaan Basilius Agung, Rekonstruksi Ada 2 Versi, Penyidik Panggil Kembali Saksi Utama

Selanjutnya berkaitan dengan kecepatan proses penanganan dampak, BPBD telah menyiapkan skema untuk bantuan bahan bangunan, antara lain untuk jalan atau jembatan yang longsor.

Seperti di kawasan Prambanan, terdapat 4 titik longsor yang bersifat longsor kecil, namun tetap mengganggu akses jalan yang biasa digunakan masyarakat. BPBD telah menyiapkan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) sebesar 47 miliar untuk revitalisasi daerah yang terdampak longsor tersebut.

“Dan kami (BPBD) sudah disiapkan dana BTT sebenarnya. Itu masih sekitar 47 M, tapi itu bukan hanya untuk bencana saja. Itu masih ada, tetapi kami belum gunakan karena dampak yang kita lihat belum sampai harus menggunakan dana tersebut. Kami masih menggunakan dana rutin. Kemudian juga untuk gedung yang rusak, misalnya milik pemerintah, GOR, kemudian menara masjid, beberapa sekolahan yang mengalami kerusakan, kami juga gunakan dana rutin masing-masing SKPD pengampu. Misalnya GOR merupakan asetnya BKAD, maka BKAD yang menangani,” pungkasnya.

Sejalan dengan BMKG dan BPBD, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman juga telah mempersiapkan diri menghadapi beragam permasalahan sebagai dampak dari cuaca ekstrim tersebut.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Ephiphana Kristiyanti, menuturkan bahwa pihaknya telah melakukan kegiatan penyisiran hingga pemotongan terhadap pohon perindang yang tumbuh di sepanjang jalan di wilayah Kabupaten Sleman. Harapannya pohon-pohon tersebut nantinya tidak mengganggu masyarakat bila memasuki musim pancaroba, atau cuaca ekstrim lainnya.

“Kami (DLH) dalam kegiatannya sudah menyiapkan kegiatan menyisir kondisi pohon-pohon yang ada di Kabupaten Sleman, yang tumbuh di sepanjang jalan. Jika sudah terlalu rimbun, maka dipangkas,” tukasnya.

DLH juga telah memberikan edukasi kepada masyarakat agar mawas diri dengan kondisi pohon di sekitarnya, serta meminta untuk terus aktif melaporkan kepada pihaknya jika terdapat pohon perindang yang mengganggu untuk segera ditebang.

Kegiatan tersebut juga dibarengi dengan penyuluhan ruang terbuka hijau, dimana keberadaan pohon tetap dibutuhkan oleh manusia sebagai penghasil oksigen.

Pohon yang telah rapuh atau rindang, dapat dipangkas dan digantikan dengan pohon baru yang ditanam dari biji bukan dari stek atau cangkok, sebab pohon yang ditanam dari biji maka akarnya unjang dan lebih kuat mengikat tanah.

“Kami (DLH) menganjurkan kepada masyarakat jika menanam pohon, tanam dari biji sehingga akarnya dapat mengikat tanah dengan kuat,” ujarnya.

Terkait dengan banjir, Epi mendorong masyarakat untuk dapat melakukan mitigasi dengan membuat sumur resapan, serta lubang biopori, sehingga saat terjadi hujan lebat harapannya air tidak menggenangi kawasan lainnya, melainkan langsung masuk ke dalam tanah dan menjadi cadangan air.

(N1)

Share :

Baca Juga

Ilustrasi: nyatanya.com

News

Enam Warga Magelang Sembuh dari Covid-19, Terkonfirmasi Positif Tambah 2 Orang
Dewan Komisaris dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) turun langsung melakukan kunjungan ke berbagai sarana dan fasilitas (sarfas) di wilayah Jakarta dan sekitarnya. (Foto: Pertamina)

News

Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Pimpinan Pertamina Turun Langsung ke Lapangan
KPK dan Kejagung sepakat penanganan perkara dugaan tindak pidana korupsi (TPK) di Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) selanjutnya akan ditangani KPK. (Foto: Dok KPK)

News

KPK Ambil Alih Penanganan Kasus Korupsi LPEI dari Kejagung, Optimalisasi Pemulihan Aset
BMKG melakukan road show pengecekan kesiapan instrumen peringatan dini gempa bumi dan tsunami di DIY dan Jawa Tengah. (Foto: BMKG)

News

BMKG Cek Kesiapan Instrumen Peringatan Dini Gempa dan Tsunami di Selatan Jawa, Ada Apa Ya?
Bupati Lumajang Thoriqul Haq dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau lokasi terdampak Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru di Kecamatan Pronojiwo menggunakan helikopter milik TNI AU, Senin (6/12/2021). (Foto: MC Kab. Lumajang/Ydc)

News

Gubernur Jatim Harapkan Solusi Jangka Panjang Ganti Jembatan Gladak Perak yang Putus
Deklarasi Des Ganjar dukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo maju menjadi presiden di Pilpres 2024. (Foto: Ist)

News

Relawan Desa Yogyakarta Deklarasi Dukung Ganjar Pranowo Jadi Presiden
Donasi KORPRI Sleman untuk korban bencana alam NTT. Foto: nyatanya.com/Humas Sleman

News

Donasikan Rp 60 Juta, Korpri Sleman Bantu Korban Bencana Alam NTT
Ilustrasi: nyatanya.com

News

Kasus Sembuh dari Covid-19 Bertambah 33.733 Orang, Meninggal Tambah 248