NYATANYA.COM, Sleman – Padukuhan Karang Wetan, Tegaltirto, Berbah, Sleman, menggelar pentas karawitan dan macapat di padukuhan setempat, Senin (19/6/2023) malam. Pentas seni karawitan dan macapat di Padukuhan Karang Wetan Berbah digelar sebagai upaya pelestarian seni budaya leluhur.
Tak hanya orang tua, pentas karawitan dan macapat di Padukuhan Karang Wetan Berbah Sleman juga diikuti oleh generasi muda milenial. Kepala Dukuh Anang Sunu Aji, mengatakan karawitan dan macapat merupakan kesenian yang sudah lama hidup di masyarakatnya.
“Setiap seminggu sekali anak-anak muda dan orang tua rutin mengadakan latihan,” kata Anang Sunu Aji, di sela acara pentas, Senin (19/6) malam.
Dia menjelaskan, kesenian macapat dan karawitan di padukuhannya sudah lama ada sejak kakek nenek. Waktu itu, warga sudah rutin menggelar macapatan dan karawitan dengan gamelan seadanya. Kemudian, masyarakat semakin semangat berlatih ketika mendapatkan gamelan peninggalan kapanewon yang ada sejak tahun 1970.
Anang Sunu Aji mengatakan, sejak awal warga antusias berlatih seminggu sekali dengan dana swadaya hasil iuran sukarela. Keaktifan generasi muda dan orang tua itu kemudian diwadahi dalam dua kelompok, yaitu Paguyuban Seni Karawitan Manunggal Laras dan Paguyuban Seni Macapat Kusuma Arum.
“Kedua paguyuban itu juga terdiri dari kelompok muda dan tua,” jelas Anang Sunu Aji.
Ketua Paguyuban Seni Karawitan, Warmujiyono, mengatakan paguyuban karawitan dan macapat Padukuhan Karang Wetan sering diundang untuk pentas ke beberapa tempat.
“Itu menjadi kebanggaan tersendiri, dan menambah semangat berlatih,” katanya.
Warmujiyono juga mengatakan, kesenian karawitan dan macapat sangat penting dilestarikan karena mengandung pitutur luhur. Dia berharap, adanya lomba karawitan dan macapat sehingga semangat berlatih dan melestarikan kesenian tersebut semakin terpacu.
Hal senada juga disampaikan oleh pemuda anggota Paguyuban Karawitan Manunggal Laras, Lutfi Huda Purmana (18). Dia mengatakan, saat ini memang tidak banyak anak muda yang menyukai kesenian karawitan dan macapat. Dia sendiri mengaku sudah menyukai karawitan sejak kecil, karena irama dan tembang karawitan membuatnya merasa tenteram.
“Selain itu, kesenian karawitan merupakan warisan leluhur yang memang harus dilestarikan,” kata Lutfi Huda Purnama, yang ternyata juga merupakan siswa Kelas 2 SMKI Jurusan Karawitan.
Pentas kesenian karawitan dan macapat di Padukuhan Karang Wetan pada Senin (19/6) malam itu berlangsung meriah di pendopo rumah kepala dukuh setempat. Acara tersebut diprakarsai oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman dengan anggaran Dana Keistimewaan DIY.
Padukuhan Karang Wetan merupakan desa rintisan kantong budaya, dengan kesenian karawitan dan macapat sebagai ikon budaya setempat. (*)