NYATANYA.COM, Yogyakarta – Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) sukses digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menandai puncak peringatan HUT ke-266 Kota Yogya, Jumat (7/10/2022).
Event yang sudah digelar selama tujuh kali ini senantiasa menjadi momen yang ditunggu bagi masyarakat bukan saya warga Kota Yogyakarta, tetapi juga di wilayah DIY, dan juga para wisatawan domestik dan mancanegara.
Acara yang dibuka oleh Wakil Gubernur DIY, Sri Paduka Pakualaman X ini juga disiarkan secara live melalui chanel YouTube Pemkot Jogja, YKTV, dan Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta.
WjNC kali ini diisi pawai street art yang mengangkat cerita Wayang Lokananta Arjuna Anugraha sebagai bentuk dukungan terhadap gamelan yang ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Unesco.
Sebagai informasi Lokananta merupakan seperangkat gamelan dari Suralaya, istana dewa-dewa di kahyangan. Konon, gamelan Lokananta dapat berbunyi sendiri tanpa penabuh dengan suara yang merdu dan nyaring.
Didalam cerita pewayangan, gamelan Lokananta hanya ditabuh secara khusus sebanyak dua kali, yakni dalam acara pernikahan Baladewa dengan Erawati dan Pernikahan Arjuna dengan Sembadra.
Gamelan Lokananta ini tidak bisa sembarangan dibawa, ada beberapa ‘uba rampe’ yang menyertainya seperti klepu dewandaru yang dibawa oleh bidadari berjumlah tujuh, kebo ndanu pancal panggung yang berjumlah 100, dan dikawal oleh cingkarabala dan balaupata seperti dalam pernikahan Arjuna dan Sembadra.
WJNC kali ini menampilkan seni koreografi, busana, musik kontemporer, dan permainan lighting yang melibatkan penari dari 14 kemantren di Kota Yogyakarta yang mengusung berbagai penokohan wayang yang berbeda.
Meski melibatkan ratusan peserta namun pada acara ini tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 secara ketat. Bahkan, para penampil sudah menerima vaksin lengkap yakni hingga vaksin booster.
Menempuh rute sepanjang 1,2 kilometer, menyusuri Jalan Sudirman, hingga panggung utama di area Tugu Pal Putih, penampilan ratusan seniman pun disambut ingar-bingar penonton yang memadati venue sejak sore hari. Tak kenal usia, anak, remaja, dewasa, dan lansia, seluruhnya larut dalam suka cita.
Wakil Gubernur DIY, Sri Paduka Pakualaman X mengatakan WJNC merupakan wadah warga Kota Yogyakarta untuk mengembangkan potensi di bidang seni dan budaya.
Tak hanya itu, melalui gelaran ini pula diharapkan dapat menggeliatkan kembali sektor pariwisata dan perekonomian di Kota Yogya.
“Saya mengajak kepada seluruh elemen masyarakat Kota Yogyakarta tanpa terkecuali untuk lebih mencintai serta melestarikan seni dan budaya kita sendiri,” jelasnya.
Sementara itu Penjabat Walikota Yogyakarta, Sumadi mengatakan penyelenggaraan WJNC #7 malam ini menjadi puncak acara HUT ke-266 Kota Yogya dimana aacara tersebut juga merupakan wujud syukur kepada Tuhan YME bahwa Kota Yogyakarta telah dianugerahi rahmat sehingga seluruh pembangunan yang ada di Kota Yogya dapat dinikmati oleh seluruh warga masyarakat.
Sumadi membeberkan pada HUT Kota Yogyakarta tahun ini mengangkat tema Sulih Pulih Luwih. Sulih berarti kemauan untuk senantiasa bergerak beradaptasi dengan perubahan jaman.
Pulih bermakna tekad untuk bangkit kembali menjawab segala tantangan ke depan, serta Luwih artinya keinginan untuk selalu menjadi lebih baik di masa mendatang.
“Melihat perkembangan Kota Yogyakarta dari masa ke masa. Ada harapan besar agar kota ini menjadi semakin nyaman, sehingga warganya pun dapat terus produktif,” katanya.
Di sisi lain, lanjutnya, Kota Yogyakarta juga akan terus berbenah seiring dengan perkembangan jaman.
“Kami akan terus meningkatkan layanan publik kepada masyarakat,” jelasnya.
Pada aspek pemerintahan misalnya, berbagai inovasi di bidang layanan publik terus diwujudkan. Dengan tujuan agar masyarakat semakin mudah mengakses semua layanan secara mudah, terjangkau, aman, nyaman, cepat, tepat manfaat, tepat sasaran serta akuntabel.
Di bidang fisik, penataan ruang ditujukan agar estetika kota semakin tertata dan ramah bagi setiap orang.
“Pedestrian, infrastruktur pendukung, fasilitas umum yang merupakan bagian dari wajah Kota terus ditambah serta ditingkatkan kualitasnya,” jelasnya.
Di bidang sosial, intervensi berupa jaring pengaman tidak pernah berhenti menyasar kelompok rentan. Muara dari itu semuanya adalah murni kesejahteraan bagi masyarakat.
Pihaknya pun optimis, kebersamaan dan sinergitas yang terbangun di antara masyarakat dan semua pemangku kepentingan akan menghasilan lompatan pembangunan yang lebih baik.
“Tidak sekedar menjadikan kota Yogyakarta semakin nyaman, namun mampu menjadi yang terbaik di Nusantara,” tegasnya.
(Han/N1)