Home / Plus

Selasa, 10 Agustus 2021 - 22:35 WIB

Yuk, Kenali Macam Wadah Sesaji Daun Pisang dalam Upacara Tradisi Keraton

(Foto:kratonjogja.id)

(Foto:kratonjogja.id)

NYATANYA.COM, Yogyakarta – Pemakaian daun pisang sebagai wadah sesaji sudah menjadi ketentuan yang berlaku di pawon keraton sejak dahulu hingga sekarang.

Wadah dari daun pisang mampu menciptakan kesan apik dan tradisional, serta mengandung polifenil yang menghasilkan aroma khas saat dipakai menjadi pembungkus.

Selain itu, mempertahankan pemakaian wadah dari bahan yang alami seperti daun pisang juga merupakan salah satu bentuk kepedulian Keraton Yogyakarta terhadap lingkungan.

Wadah dari daun pisang merupakan tempat sesaji yang selalu ada dalam setiap upacara tradisi di keraton. Wadah-wadah tersebut tidak dibeli melainkan dibuat sendiri oleh Abdi Dalem di pawon. Macam wadah sesaji dari daun pisang yang kerap dibuat oleh pawon (dapur) di keraton, antara lain:

(Foto:kratonjogja.id)

Sudi
Sudi berbentuk bulat dan bagian tengahnya memiliki tonjolan berbentuk kerucut. Sudi yang sering dibuat di pawon keraton berdiameter sekitar 8,5 cm dan dipakai sebagai wadah lauk, misalnya: sambal tempe, tempe bacem, ragi/serundeng, telur dadar, dan bakmi putih.

Proses pembuatan sudi tidak sulit namun membutuh keterampilan tangan. Selembar daun pisang dilipat dua kali, kemudian dipotong membentuk setengah lingkaran. Saat dibuka daun akan berbentuk oval. Pada salah satu sisi yang memanjang dibuat garis tekukan sebagai penanda.

Takir
Takir berbentuk kotak terbuka. Ukuran yang dibuat berkisar 12 x 9 cm. Takir juga berfungsi sebagai wadah makanan, misalnya: sambal tempe, ragi, tempe bacem, dan telur dadar.

Khusus untuk prosesi Sugengan Ageng, takir digunakan sebagai wadah rujak-rujakan, jenang neton, nasi golong dan lauk, serta lauk nasi adem-ademan.

Cara membuat takir lebih mudah dari sudi. Selembar daun pisang dilipat dua kali dan dipotong melengkung hingga membentuk persegi bersudut tumpul saat dibuka. Pada dua sisi berseberangan dibuat dua garis sejajar sebagai penanda.

Baca juga   Peringatan Nuzulul Quran Perkuat Kebersamaan dalam Keragaman

Cekentong
Persis seperti takir, cekentong adalah wadah berbentuk kotak terbuka namun berukuran lebih besar, yaitu 15 x 12 cm. Cekentong biasa digunakan sebagai wadah saji untuk roti tawar, pisang raja, salak, lemper, nagasari, nasi gurih berlauk ayam, lalapan, sambal pecel, sambal pencok, dan rambak dhahar.

Cara membuatnya nyaris sama dengan takir. Hanya berbeda di awal. Jika takir memakai daun pisang yang dilipat, cekentong dibuat dari 2 lembar daun pisang yang ditangkupkan dan disemat dua buah biting pada dua sisi agar tidak lepas.

Selebihnya sama, daun dipotong hingga membentuk persegi tanpa sudut dan kemudian diberi garis penanda di dua sisi. Pada masing-masing garis penanda dibuat tekukan daun yang saling dikaitkan dan diperkuat oleh sematan biting.

(Foto:kratonjogja.id)

Macam Lemek dan Penutup
Lemek adalah alas makanan dari daun pisang yang berbentuk bundar atau kotak tanpa sudut. Pawon di keraton biasa membuat 4 jenis lemek dengan ukuran dan fungsi yang berbeda, yaitu:

Lemek Tumpeng Kecil
Sesuai namanya, lemek ini dibuat sebagai alas nasi tumpeng berukuran kecil. Lemek tumpeng kecil biasa dibuat sepaket dengan tutup tumpeng, yakni daun pisang yang dibentuk kerucut sesuai ukuran gunungan tumpeng.

Lemek Dhahar Lauk
Lemek dhahar lauk berfungsi sebagai alas untuk satu rangkai lauk pauk yang terdiri atas tempe bacem, sambal tempe, ragi, bakmi, dan telur dadar.

Lemek Besek
Lemek besek digunakan sebagai alas sehingga makanan tidak langsung bersentuhan dengan besek. Contoh sesaji yang diletakkan di atas lemek besek yaitu pisang ayu, ropoh, jajan pasar, dan nasi ambengan.

Baca juga   Gula Batu Sehatkan Sistem Pencernaan

Selebihnya, lemek besek ini juga menjadi alas wadah-wadah lain seperti sudi, takir, dan cekentong. Lemek besek biasa dibuat sepaket dengan tutupnya, yang disebut singeb.

Lemek Blawong
Lemek blawong adalah alas dari daun pisang untuk piring besar seukuran tampah yang dinamakan blawong. Lemek ini digunakan untuk alas Dhahar Dalem, seperti tumpeng dan nasi gebuli.

Selain diberi alas, bagian atas Dhahar Dalem juga ditutup penuh dengan daun pisang. Khusus tumpeng, ditambahkan tutup daun berbentuk kerucut untuk menyelubunginya.

Ancak
Ancak merupakan wadah berbentuk persegi yang dibuat dari tangkai daun pisang dan anyaman bambu. Ancak yang dibuat di pawon memiliki tiga ukuran: kecil, sedang dan besar.

Ancak besar berukuran sekitar 21 cm, biasa digunakan sebagai wadah untuk rangkaian tumpeng, roti kering, salak, sawo, pisang raja, pisang pulut, dan kembang sundukan.

Ancak sedang berukuran sekitar 16-18 cm, biasa dipakai sebagai wadah kupat luar, ketan golong lulut, dan kupat sido lungguh. Ancak kecil berukuran kira-kira 15 cm, biasa diisi ketan kecil tujuh warna.

Daun Pisang sebagai Wadah Sesaji
Proses pembuatan wadah daun pisang dilakukan sehari menjelang upacara. Namun, pada upacara tertentu yang membutuhkan ratusan wadah, proses penyiapannya dilakukan 2-3 hari sebelumnya.

Untuk mempermudah, daun-daun tersebut dibentuk dasar terlebih dahulu dan disimpan di lemari pendingin agar tekstur serta warnanya tidak berubah.

Daun pisang yang dipakai untuk sesaji harus yang masih berwarna hijau, tidak boleh menguning apalagi sudah kering. Kemudian daun yang sudah dibentuk dasar tinggal ditekuk lipat sesuai wadah yang dibutuhkan pada hari acara. (*)

  • Sumber: kratonjogja.id

Share :

Baca Juga

UMKM Kota Solo akan difasilitasi untuk melakukan showcase pada Trade Industry and Investment Working Group (TIIWG) G20 yang akan digelar akhir Maret 2022 di Surakarta. (Foto: ANTARA)

Plus

Jadi Salah Satu Tuan Rumah, UMKM Kota Solo Dilibatkan dalam Presidensi G20
Dalam Acara Pemilihan Duta GenRe Jawa Tengah, putra Kabupaten Sukoharjo Ajib Rahmad berhasil menyabet Juara Satu dan akan mewakili Provinsi Jawa Tengah dalam event Nasional yang akan berlangsung pada Bulan Maret 2022. (Foto: Diskominfo Jateng)

Plus

Duta GenRe Putra Sukoharjo Raih Juara 1 Jawa Tengah
Di bidang peternakan, Desa Tangkil mampu melahirkan kambing etawa dengan kualitas unggul. Di antaranya pernah menyabet juara tiga dalam kontes tingkat nasional di Yogyakarta. Foto: Diskominfo Jateng

Plus

Desa Tangkil Bangkit dari Kemiskinan, Raup Cuan Setelah Kembangkan Kambing Etawa
Mbah Teguh dengan sepeda mininya berkeliling Indonesia dan sertifikat pengunjung ke 254.267 kilometer nol Indonesia yang didapat dari Pemerintah Kota Sabang. (Foto: Agoes Jumianto)

Plus

Awalnya Disepelekan, Mbah Teguh Selesaikan Misi Gowes Klaten – Aceh PP dalam 100 Hari
UAD miliki Guru Besar baru di Bidang Ilmu Matematika Terapan. Foto: Dok.UAD

Plus

Inspiratif! Kerap Jadi Momok Siswa di Sekolah, Matematika Justru Mengantarkan Suparman Raih Guru Besar UAD
Kapten Wahyu. (Foto:istimewa)

Plus

Jadi Solusi bagi Penderita Buta Warna Raih Mimpi, Kapten Wahyu Apresiasi Klinik Banyu Urip
Kapten Mustofa. (Foto: istimewa)

Plus

Kapten Mustofa: Demi Masa Depan Penderitanya, Terapi Banyu Urip Harus Diapresiasi
IKJ mempunyai aneka program kegiatan mulai peringatan milad (HUT), bedah rumah hingga bakti atau aksi sosial. (Foto:Istimewa)

Gayahidup

Komunitas RX-King ‘Imperial King Jogjakarta’ Rutin Gelar Aksi Sosial dan Peringatan Milad